Arab Saudi Minta Dunia Ambil Sikap Tegas Pada Iran Soal Pengembangan Program Rudal Nuklir

- 12 November 2020, 19:30 WIB
Raja Salman minta negara-negara di dunia bertindak tegas terhadap program nuklir Iran /SPA
Raja Salman minta negara-negara di dunia bertindak tegas terhadap program nuklir Iran /SPA /Jaksel News

PR MAJALENGKA - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mendesak dunia pada hari Kamis untuk mengambil "sikap tegas" untuk mengatasi upaya Iran dalam mengembangkan program rudal nuklir dan balistik.

Hal ini diungkap dalam pidato tahunannya kepada badan penasihat pemerintah tertinggi.

“Kerajaan itu menekankan bahaya proyek regional Iran, campur tangannya di negara lain, pengembangan terorisme, mengipasi api sektarianisme dan seruan untuk sikap tegas dari komunitas internasional terhadap Iran yang menjamin penanganan drastis dari upayanya untuk mendapatkan senjata pemusnah massal dan mengembangkan program rudal balistiknya,” kata Raja Salman dikutip dari Aljazeera oleh Majalengka.Pikiran-Rakyat.com.

Baca Juga: Mulai Tahun 2021, Mendikbud Nadiem Makarim Angkat Satu Juta Guru Honorer di Daerah 3T

Itu adalah pernyataan publik pertama penguasa Arab Saudi berusia 84 tahun sejak dia berpidato di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada September melalui tautan video, di mana dia juga membidik Iran yang mengutuk "ekspansionisme"-nya.

Arab Saudi yang mayoritas Muslim Sunni dan Iran yang didominasi Syiah terkunci dalam beberapa perang proksi di wilayah tersebut.

Termasuk di Yaman di mana koalisi yang dipimpin Saudi telah memerangi gerakan Houthi yang berpihak pada Teheran selama lebih dari lima tahun.

Baca Juga: Sebut Jakarta Amburadul, Megawati: Seharusnya Menjadi City of Intellectual

Tidak ada reaksi langsung dari Iran atas pernyataan raja.

Teheran menggambarkan pernyataan raja di PBB sebagai "tuduhan tidak berdasar" dan membantah mempersenjatai kelompok di Timur Tengah.

Kantor berita negara SPA menerbitkan transkrip lengkap pidato raja tengah malam, dan televisi pemerintah menyiarkan foto-foto yang tampaknya raja sedang berbicara kepada anggota dewan melalui tautan video dari istananya di Neom.

Baca Juga: Perlu Disimak, 3 Hal untuk Tahu Apakah Kita Termasuk Sosok yang Suka Mengatur dan Mengontrol Orang L

Ketegangan meningkat di kawasan itu sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir penting dengan kekuatan dunia pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang ketat terhadap Republik Islam.

Hubungan yang dimiliki Trump dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) telah memberikan penyangga terhadap kritik internasional atas catatan hak asasi Riyadh yang dipicu oleh pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi, peran Riyadh dalam perang Yaman dan penahanan aktivis perempuan.

Hubungan Saudi dan AS

Hubungan AS dan Arab Saudi dinilai tak Seharmonis dengan Donald Trump pasca kemenangan Joe Biden
Hubungan AS dan Arab Saudi dinilai tak Seharmonis dengan Donald Trump pasca kemenangan Joe Biden Al Jazeera

Presiden terpilih AS Joe Biden berjanji dalam kampanyenya untuk menilai kembali hubungan dengan kerajaan, eksportir minyak utama dan pembeli senjata dan peralatan militer AS.

Arab Saudi adalah pendukung antusias dari kampanye "tekanan maksimum" Trump di Iran.

Tapi Biden mengatakan dia akan kembali ke pakta nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran, kesepakatan yang dinegosiasikan ketika Biden menjadi wakil presiden dalam pemerintahan Barack Obama.

Baca Juga: Potret Ji Chang Wook dan Kim Ji Won Untuk Drama City Couple’s Way of Love Bikin Penggemar Gemas

Di Yaman, perang telah menewaskan puluhan ribu orang dan memicu krisis kemanusiaan.

Raja Salman mengatakan kerajaan terus mendukung upaya yang dipimpin PBB untuk mencapai penyelesaian politik.

Dia juga mengutuk apa yang dia duga sebagai target "disengaja dan metodologis" gerakan Houthi terhadap warga sipil di Arab Saudi melalui drone dan rudal balistik.

Baca Juga: BMW Luncurkan Mobil SUV Listrik untuk Melawan Tesla, 2022 Siap Mengaspal

Riyadh bekerja untuk menjamin stabilitas pasokan minyak global untuk melayani produsen dan konsumen, meskipun saat ini pandemik Covid-19 berdampak pada pasar minyak.

Dia mengulangi dukungannya yang sudah lama untuk solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, tetapi tidak merujuk pada perjanjian yang ditengahi AS yang ditandatangani antara Uni Emirat Arab, Bahrain dan Sudan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

Riyadh diam-diam telah menyetujui kesepakatan UEA dan Bahrain, meskipun telah berhenti mendukungnya, dan telah mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak siap untuk mengambil tindakan sendiri.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x