Israel dan Lebanon Lanjutkan Pertemuan Membahas Sengketa Perbatasan di Laut Mediterania

- 12 November 2020, 15:36 WIB
Ilustrasi eksplorasi migas.*
Ilustrasi eksplorasi migas.* /

PR MAJALENGKA - Israel dan Lebanon melanjutkan pembicaraan mengenai perselisihan tentang perbatasan Laut Mediterania.

Sebelumnya, Menteri Energi Israel dan Kantor Berita Negara Lebanon mengatakan, keduanya telah menghentikan sementara eksplorasi hidrokarbon di daerah yang berpotensi kaya akan gas.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.com, pembicaraan ini dimediasi oleh Amerika Serikat pada Rabu 11 November 2020.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Hingga 2.693 Kasus, Turki Tegas Berlakukan Larang Merokok di Tempat Umum

Israel dan Lebanon merupakan musuh lama dan mengadakan tiga kali pembicaraan bulan lalu.

Pembicaraan ini diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di pangkalan penjaga perdamaian di Lebanon selatan.

Daerah ini digambarkan oleh badan dunia dan Amerika Serikat sebagai daerah produktif.

Baca Juga: Jurnalis di Filipina Meninggal Dunia Setelah Ditembak Orang Tak Dikenal

Namun, sumber lain mengatakan bahwa ada perbedaan pendapat besar di antara kedua negara.

Hal ini dikarenakan kedua negara membuat peta kontras, yang menggambarkan perbatasan masing-masing dan meningkatkan ukuran wilayah yang disengketakan.

Rencananya akan diadakan pembicaraan selanjutnya pada bulan Desember 2020.

Baca Juga: Tertinggi ke-2 di Eropa, Italia Mencatatkan Angka Positif Covid-19 Lebih dari 1 Juta Orang

Hal ini diumumkan lewat pernyataan bersama dari Amerika Serikat dan Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon, serta Menteri Energi Israel, Yuval Steinitz dalam komunikasi terpisah.

Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang diskusi hari Rabu 11 November 2020 itu.

Israel sudah memompa gas dari lading lepas pantai yang besar itu.

Baca Juga: Terinfeksi Covid-19 dengan Komplikasi, Veteran Palestina Saeb Erekat Meninggal Dunia

Tetapi, Lebanon yang belum menemukan cadangan gas komersial di perairannya sendiri, sangat membutuhkan uang tunai dari donor asing.

Hal ini terjadi karena Lebanon sempat menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.

Pertemuan pada Rabu 11 November 2020 merupakan puncak dari tiga tahun diplomasi oleh Washington.

Baca Juga: Beda dari Donald Trump, Begini Langkah-langkah yang Akan Dilakukan Joe Biden untuk Penanganan Covid-

Upaya yang dilakukan Amerika Serikat ini merupakan langkah lain untuk kondisi di Timur Tengah.

Sebelumnya serangkaian kesepakatan juga dilakukan kepada tiga negara Arab yaitu, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Sudan yang sepakat untuk menjalin hubungan penuh dengan Israel.

Lebanon mengatakan bahwa pertemuan ini dibatasi secara ketat pada perbatasan yang disengketakan. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah