Sebelumnya, ABS-CBN dan Rappler telah mengkritik perang narkoba Duterte dan kebijakan pemerintahnya.
Surat kabar terbesar negara itu, Philippine Daily Inquirer juga menerbitkan cerita-cerita yang mengkritik perang narkoba.
Baca Juga: Mantan Pejabat Senior Amerika Serikat Dorong Joe Biden Lakukan Pertemuan G20
Surat kabar itu juga melaporkan dugaan kekayaan tersembunyi Duterte menjelang pemilu 2016.
Adanya peringkat ini untuk menyoroti negara-negara tempat jurnalis terbunuh dan pembunuhnya itu tetap bebas.
CPJ mengatakan pembantaian Maguindanao pada 2009, menewaskan 58 orang dan 32 di antaranya adalah jurnalis dan pekerja media.
Peristiwa ini merupakan serangan paling mematikan terhadap pers yang pernah dicatat organisasi itu. ***