Sadis, Militer Myanmar Tembak Anak 7 Tahun hingga Tewas

- 24 Maret 2021, 12:25 WIB
Situasi di Myanmar. Kerusuhan di Myanmar terus berlanjut, bahkan seorang anak berusia tujuh tahun dinyatakan tewas setelah ditembak pasukan militer.
Situasi di Myanmar. Kerusuhan di Myanmar terus berlanjut, bahkan seorang anak berusia tujuh tahun dinyatakan tewas setelah ditembak pasukan militer. /REUTERS

PR MAJALENGKA - Perlakuan sadis pasukan militer Myanmar terhadap pengunjuk rasa anti kudeta terus berlanjut, bahkan seorang anak berusia 7 tahun dikabarkan tewas tertembak.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari news.sky.com, anak yang belum dipublikasikan namanya, tewas karena luka tembak ketika pasukan militer Myanmar melepaskan tembakan beruntun di pinggiran kota Mandalay, Senin, 22 Maret 2021.

Saudara perempuan anak tersebut menyebutkan jika tentara militer Myanmar sebelumnya menembaki ayahnya, namun adiknya yang duduk dipangkuan sang ayah juga terkena peluru hingga keduanya tewas.

Baca Juga: 3 Kecamatan di Majalengka Akan Mulai Belajar di Sekolah, Uji Coba Terapkan Protokol Kesehatan

Kesaksian saudara perempuan itu juga dibenarkan oleh salah seorang staf di sebuah layanan pemakaman, yang mengatakan bahwa anak tujuh tahun tersebut tewas di rumahnya setelah ditembak oleh militer Myanmar.

Peristiwa ini pun bisa mencatatkan sejarah, jika anak tersebut menjadi korban termuda sejauh ini dalam tindakan keras terhadap oposisi kudeta militer sejak bulan lalu di Myanmar.

Pada hari tersebut, dilaporkan setidaknya ada 8 orang lain yang juga tewas karena penembakan di Kotapraja Chanmi Athazi.

Baca Juga: Prediksi Kualifikasi Piala Dunia 2022: Spanyol vs Yunani, La Furia Roja Siap Menang

Diantara mereka ada seorang anak laki-laki yang berusia 14 atau 15 tahun dan dua pekerja penyelamat.

Para saksi mata membeberkan bahwa pada Senin, 22 Maret 2021 ada dua buldoser dan sekitar 300 tentara bersenjata berat yang menumpangi lebih dari selusin truk tiba di kompleks mereka sekitar pukul 10:00 waktu setempat.

Pada konferensi pers di ibu kota Naypyidaw, seorang reporter memutar video mantan kolega politik pemimpin nasional yang digulingkan Aung San Suu Kyi menyerahkan sejumlah uang tunai dan emas kepadanya secara pribadi.

Baca Juga: 6 Zodiak yang Punya Hobi Belanja Gila-gilaan, Apakah Kamu Termasuk?

Bukti itupun digunakan oleh militer Myanmar untuk mengkudeta Aung San Suu Kyi dengan tuduhan korupsi.

Militer Myanmar juga menunjukkan senjata rakitan dan video pertempuran jalanan yang disita untuk membuktikan bahwa pengunjuk rasa itu sendiri melakukan kekerasan.

Tuduhan itupun langsung dibantah oleh pengacara Aung San Suu Kyi dan menyebut jika penentang pengambilalihan baru mulai menggunakan kekerasan terorganisir setelah lebih dari 100 demonstran ditembak mati oleh polisi dan tentara Myanmar.

Baca Juga: Prediksi Kualifikasi Piala Dunia 2022: Inggris vs San Marino, The Three Lions Bidik Poin Penuh

Asosiasi Bantuan independen untuk Tahanan Politik telah memverifikasi 261 kematian pengunjuk rasa di seluruh negeri.

Namun, asosiasi itu juga mengatakan bahwa jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi, hanya saja mereka mengalami kesulitan memverifikasi sejumlah kasus kematian lainnya.

Selain itu, ada sekitar 2.682 orang telah ditangkap atau didakwa sejak kudeta dan ada 2.302 yang masih ditahan atau dicari untuk ditangkap.

Demonstrasi jalanan menentang pengambilalihan terus berlanjut dan pawai diadakan sebelum fajar pada hari Selasa, 23 Maret 2021 di Yangon, kota terbesar di negara itu, dan di sejumlah tempat lainnya. ***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: news.sky.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x