Network
Menurut data pemerintahan India, negara bagian lain yang mencatat lonjakan tertinggi sejak Kamis, adalah Punjab, Kerala, Karnataka, Gujarat, dan ibu kota Delhi.
Selama lebih seminggu negara Asia Selatan telah melaporkan setidaknya 20 ribu interaksi baru setiap hari, setelah kasus mulai menurun pada September tahun lalu.
Baca Juga: Prediksi Liga Italia: Fiorentina vs AC Milan, Rossoneri Fokus Amankan Tiket ke Liga Champions
Menurut para ahli yang menyebabkan lonjakan tersebut karena tindakan pemerintah yang tidak memadai dan orang-orang yang tidak mematuhi aturan kesehatan masyarakat.
Tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak menjadi penyebab utama infeksi di India meningkat.
Selain itu banyak yang mengira bahwa bahaya dari pandemi tersebut sudah lewat sejak awal Januari lalu.
Baca Juga: Pemandu Everest hingga Penambang, Berikut 9 Pekerjaan Paling Berbahaya di Dunia
“Faktanya adalah kami telah lalai. Banyak orang yang mengira bahayanya sudah lewat, terutama sejak awal Januari dan percaya bahwa sejak kasus dan kematian turun, “K Srinath Reddy, presiden yayasan kesehatan masyarakat India, mengatakan kepada Al Jazeera.
“Mereka bisa berkeliling dan berpartisipasi dalam acara yang ramai itu, sehingga memberi peluang bagi virus untuk menyebar,” sambungnya.
Reddy juga mengatakan semenjak itu acara-acara politik, sosial, dan keagamaan kembali digelar yang menyebabkan penyebaran virus tidak bisa dikendalikan.***
