Ketakutan Perang Dunia ketiga Terjadi, Tiongkok dan Rusia Terbangkan Pesawat Pembom

- 29 Desember 2020, 13:52 WIB
FOTO ilustrasi pesawat tempur mengintai wilayah lawan.*
FOTO ilustrasi pesawat tempur mengintai wilayah lawan.* /PIXABAY/

PR MAJALENGKA - Beberapa hari lalu Tiongkok dan Rusia diketahui mempererat hubungan militer mereka dengan melakuka latihan militer bersama.

Kedua negara mengirim pesawat pembom untuk misi patroli di Pasifik bersama-sama hal ini justru memicu ketakutan akan konflik besar-besaran yang bisa saja terjadi.

Empat pesawat pembom H-6K Tiongkok dan dua pembom strategis Tu-95 Rusia terbang di atas Laut China Timur dan Laut Jepang, militer Rusia telah mengonfirmasi hal tersebut.

Baca Juga: Polisi Lakukan Penyelidikan Terkait Kasus Viral Parodi Lagu Indonesia Raya, Kedubes Malaysia Buka Su

Kementerian pertahanan Rusia mengumumkan langkah itu sebagai upaya untuk meningkatkan hubungan antara Moskow dan Beijing.

Disampaikan bahwa hal itu dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperdalam kemitraan Rusia-Tiongkok yang komprehensif.

Salah satunya dengan meningkatkan tingkat kerja sama antara kedua militer dan memperluas kemampuan mereka untuk melakukan sebuah tindakan bersama dan perkuat stabilitas strategis.

Baca Juga: Jelang Penutupan Akses Bagi WNA ke Indonesia, Ribuan Bule Justru Berdatangan dan Memadati Bandara

Sebelum Presiden Putin menyampaikan pernyataan tentang aliansi potensial kedua negara, namun keduanya menolak untuk membahas kemungkinan menggabungkan kekuatan di bidang militer.

Tetapi, kedua negara sebelumnya saling memuji mengenai ‘strategic partnership’ mereka.

Berita itu muncul setelah militer Korea Selatan mengungkapkan, telah mengerahkan tim jet tempur setelah empat pesawat berbendera Tiongkok dan 15 pesawat Rusia masuk ke Zona Identifikasi Pertahanan Udaranya (KAIDZ).

Baca Juga: 6 Keutamaan Mengerjakan Sholat Dhuha, Jangan Lupa Baca Doa yang Dianjurkan Setelahnya

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Express.co.uk, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengumumkan angkatan udara telah dikerahkan dengan tindakan taktis untuk melawan jet asing.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengumumkan, pasukan angkatan udara telah dikerahkan sebagai tindakan taktis untuk melawan jet asing.

JCS mengatakan, mereka meyakini Tiongkok dan Rusia sedang melakukan latihan militer bersama dan menambahkan akan menyelidiki masalah tersebut lebih lanjut.

Baca Juga: 6 Alasan Wanita Lebih Tertarik kepada Pria yang Terlihat Bad Boy, Kepribadian Menjadi Pertimbangan

“Insiden ini tampaknya merupakan latihan militer bersama antara Tiongkok dan Rusia tetapi itu membutuhkan analisis lebih lanjut,” kata JCS.

Zona Pertahanan Udara adalah wilayah yang melampaui batas wilayah udara nasional suatu negara.

Hal itu tidak dianggap sebagai ruang teritorial tetapi digunakan oleh suatu negara untuk memberikan sistem peringatan dini terhadap potensi invasi.

Baca Juga: Wonder Woman, Gal Gadot Alami Cedera Sampai Harus Jalani Operasi Akibat Memerankan Prince Diana

Zona Pertahanan Udara (ADZ) tidak dibatasi dalam hukum internasional, namun pesawat asing harus memberikan pemberitahuan sebelum memasuki wilayah tersebut.

Diketahui bahwa Tiongkok, Rusia, Korea Selatan, AS dan Kanada adalah beberapa negara terkemuka yang menggunakan ADZ.

Sekitar 18 bulan yang lalu, pesawat tempur Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan pada patroli gabungan serupa setelah pesawat Rusia dan Tiongkok mengudara.

Baca Juga: Chelsea vs Aston Villa, Anak Asuhan Frank Lampard Gagal Meraih Poin Penuh di Stamford Bridge

Jet dari Jepang bekerja sama dengan Seoul dan menuduh Rusia dan Tiongkok melakukan serangan di ruang udaranya.

Moskow dan Beijing membantah tuduhan tersebut dan menyebabkan perselisihan diplomatik antara pejabat Korea Selatan dan Rusia.

Sekretaris pers kepresidenan Korea Selatan, Yoon Do-han mengklaim, Rusia telah meminta maaf atas insiden tersebut dan akan melakukan penyelidikan.

Baca Juga: Ini Perubahan yang Arya Saloka Rasakan Setelah Sukses Perankan Aldebaran dalam Sinetron Ikatan Cinta

“Rusia telah menyampaikan penyesalan yang mendalam atas insiden tersebut dan mengatakan kementerian pertahanannya akan segera melakukann penyelidikan dan mengambil tindakan yang diperlukan,” ucap Yoon Do-han.

Dikatakan juga kalau situasi seperti itu tidak akan pernah terjadi jika pasukannya mengikuti rute yang direncanakan semula.

Tetapi kedutaan Rusia di Seoul membalas dalam sebuah pernyataan yang dirilis beberapa saat kemudian.

“Pihak Rusia tidak membuat permintaan maaf resmi,” kata Keduataan Rusia di Seoul.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x