Upaya Pemimpin G20 untuk Bantu Negara-negara Miskin di Dunia Pasca Covid-19

- 24 November 2020, 13:30 WIB
Raja Salman bin Abdulaziz pimpin KTT G20 secara virtual pada 21 November 2020.*
Raja Salman bin Abdulaziz pimpin KTT G20 secara virtual pada 21 November 2020.* /Twitter.com/@g20org

PR MAJALENGKA – Para pemimpin G20 pada hari Sabtu 21 November 2020 berjanji untuk memastikan distribusi yang adil dari vaksin, obat-obatan dan tes covid-19 di seluruh dunia.

Mereka juga akan melakukan hal-hal yang perlu untuk mendukung negara-negara miskin yang berjuang untuk pulih dari pandemi covid-19.

“Kami tidak akan mengendurkan upaya untuk memastikan akses mereka yang terjangkau dan adil bagi semua orang, sesuai komitmen anggota untuk mendorong inovasi,” kata para pemimpin dalam draf komunike G20.

Baca Juga: Cegah Laju Penyebaran Covid-19, Pemerintah Brazil Beli Vaksin dari 5 Perusahaan

Krisis ganda pandemi dan pemulihan global yang tidak merata, mendominasi pembahasan hari pertama KTT dua hari itu di bawah kepemimpinan Arab Saudi.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.com, Arab Saudi akan menyerahkan jabatan presiden bergilir G20 ke Italia bulan depan.

Pandemi covid-19, telah membuat ekonomi global ke dalam resesi tahun ini.

Baca Juga: Jelang Hari Libur Nasional, Pemerintah Portugal Melarang Perjalanan Domestik dan Liburkan Sekolah

Agenda utama pertemuan G20 juga diantaranya membahas upaya yang diperlukan untuk menopang pemulihan ekonomi pada tahun 2021.

“Kita harus bekerja untuk menciptakan kondisi akses yang terjangkau dan setara ke alat-alat covid-19 ini untuk semua orang,” kata Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz.

Para pemimpin G20 khawatir bahwa pandemi akan semakin memperdalam perpecahan global antara yang kaya dan yang miskin.

Baca Juga: Lockdown Segera Berakhir, Pemerintah Inggris Beralih ke Pembatasan Regional yang Ketat

“Kita perlu menghindari skenario dunia yang hanya orang lebih kaya yang dapat melindungi diri sendiri dari virus dan memulai kembali kehidupan normal,” kata Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

Uni Eropa mendesak pemimpin G20 memasukkan lebih banyak uang ke dalam proyek global untuk vaksin, tes, dan terapi yang disebut Access to Covid-19 Tools (ACT) dan mendistribusikannya.

Jerman menyumbang lebih dari 500 juta euro untuk upaya tersebut.

Baca Juga: Demi Mendorong Banyak Kelahiran, Tiongkok Akan Membuat Kebijakan Baru

Kanselir Angela Merkel mengatakan kepada G20, mendesak negara lain untuk melakukan bagian mereka dalam teks sambutannya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin menawarkan untuk memberikan vaksin virus koronaSputnik V Rusia ke negara lain, Rusia juga sedang mempersiapkan vaksin kedua dan ketiga.

Tiongkok, juga menawarkan kerja sama dalam vaksin.

Baca Juga: Setelah 6 Hari, Akhirnya Korea Selatan Laporkan Adanya Penurunan Kasus Covid-19

Tiongkok memiliki lima kandidat vaksin yang diciptakan sendiri yang menjalani fase uji coba terakhir.

“Tiongkok bersedia memperkuat kerja sama dengan negara lain dalam penelitian dan pengembangan, produksi, dan distribusi vaksin,” kata Presiden Xi Jinping pada KTT G20.

“Kami menawarkan bantuan dan dukungan negara berkembang lainnyam dan bekerja keras untuk membuat vaksin dapat digunakan dna dibeli oleh warga dari semua negara,” terangnya.

Baca Juga: Sekjen PBB Mengingatkan Bahwa Dunia Berada di Jurang Kehancuran Finansial Akibat Covid-19

Presiden Amerika Serikat Donald Trump, berbicara singkat kepada para pemimpin G20 sebelum akhirnya bermain golf.

Dia membahas perlunya bekerja sama untuk memulihkan pertumbuhan ekonomi, menurut Sekretaris Pers Gedung Putih, Kayleigh McEnany yang mengatakan itu.

Dia tidak menyebut janji AS untuk mendukung upaya distribusi vaksin global.

Baca Juga: Sekjen PBB Mengingatkan Bahwa Dunia Berada di Jurang Kehancuran Finansial Akibat Covid-19

Untuk mempersiapkan wabah di masa depan, Uni Eropa mengusulkan perjanjian tentang pandemi.

“Sebuah perjanjian internasional akan membantu kami menanggapi lebih cepat dan dengan cara yang lebih terkoordinasi,” kata Presiden Dewan Eropa, Charles Michel kepada G20.

Sementara ekonomi global pulih dari krisis, momentum melambat di negara-negara dengan tingkat infeksi yang meningkat kembali dan pandemi akan meninggalkan efek yang buruk.

Baca Juga: Mulai Membaik, Rodrigo Duterte Izinkan Tenaga Medis Filipina Bekerja Ke Luar Negeri

Hal itu dikatakan oleh Dana Moneter Internasional dalam sebuah laporan untuk KTT tersebut.

Menurut Sekretaris Jenderal PBB Anonio Guterres, kehancuran finansial rentan terjadi negara-negara miskin dan memiliki utang yang banyak.

“Berada di jurang kehancuran finansial akan meningkatkan kemiskinan, kelaparan dan penderitaan yang tak terhitung,” katanya.

Baca Juga: Iran Memperketat Pembatasan Kegiatan Sosial Secara Nasional Setelah Alami Lonjakan Kasus Covid-19

Untuk mengatasi hal ini, G20 akan memperpanjang pembekuan pembayaran utang oleh negara-negara termiskin hingga pertengahan 2021.

Presiden Bank Dunia, David Malpass memperingatkan G20 bahwa kegagalan memberikan keringanan utang yang lebih permanen ke beberapa negara dapat menyebabkan peningkatan kemiskinan.

Inisiatif keringanan utang G20 telah membantu 46 negara menunda pembayaran utang sebesar US$5,7 miliar atau Rp 80,9 triliun dengan kurs Rp14.200.

Baca Juga: Korea Selatan Laporkan 300 Kasus Covid 19 dalam Sehari, Siap-siap Gelombang ke 3!

Akan tetapi, angka itu jauh dari 73 negara yang memenuhi syarat dan menjanjikan penghematan sekitar US$12 miliar atau Rp170,4 triliun.

Keringanan utang untuk Afrika akan menjadi tema penting kepresidenan Italia di G20 pada tahun 2021. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x