Benarkah Chip RFID Dimasukan ke Tubuh Manusia Saat Vaksinisasi Covid-19? Simak Ulasannya

18 November 2020, 16:39 WIB
Ilustrasi Vaksin.* /

PR MAJALENGKA - Pfizer dan Moderna sedang mengembangkan vaksin untuk infeksi virus Covid-19 dan menunjukan perkembangan yang baik.

Namun, kini beredar rumor tentang penggunaan chip pada vaksin Covid-19.  

Klaim perwakilan dai perusahaan tersebut menyatakan bahwa pemerintah sedang mencoba untuk mengendalikan masyarakat dengan memasukkan chip teknologi identifikasi frekuensi radio (RFID) ke dalam vaksin Covid-19 dan membiarkan chip tersebut masuk ke dalam tubuh manusia.

Baca Juga: Bentrokan Terjadi di Luar Parlemen Thailand, Antara Massa Pro Demokrasi dan Kaum Royalis

RFID adalah teknologi yang secara nirkabel membaca dapat informasi yang disimpan dalam chip.

Semikonduktor menggunakan karakteristik frekuensi radio, dan dapat berisi lebih banyak informasi daripada kode batang.

Teknologi ini banyak digunakan dalam kartu transportasi, tiket masuk gedung, dan sistem distribusi, sehingga dapat dengan mudah ditemukan di lingkungan sekitar.

Baca Juga: WHO Sebut Uji Klinis Vaksin Covid-19 Harus Terus Dilakukan

Baru-baru ini, komunitas online dan media sosial di Korea Selata diramaikan dengan sebuah konten tentang vaksin yang menggunakan sistem RFID.

Kabar ini tentu saja membuat masyarakat khawatir akan rumor penggunaan chip yang akan dimasukan ke dalam tubuh manusia.

Hal tersebut dipicu dari salah satu media medis online di Korea Selatan yang membuat pernyataan Komisaris Eun Gyeong Chung sedikit menyimpang.

Baca Juga: ‘Amazon Pharmacy’ Apotek Online Milik AMAZON yang Baru Saja Dirilis

Artikel tersebut diunggah pada tanggal 7 Oktober 2020 lalu, saat Komite Kesehatan dan Kesejahteraan Majelis Nasional, Kim Mi Ae, dalam Rapat Audit Nasional menjelaskan masalah seperti paparan suhu ruangan beberapa vaksin influenza kepada Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Jung Eun Kyeong.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Koreaherald.com, Komisaris Chung pun memberikan jawaban terkait dengan indikator vaksin dan perbaikan manajemen distribusi.

“Ada kebutuhan untuk menambah indikator dan indikator untuk vaksin, atau untuk memperbaiki manajemen distribusi. Saya akan meninjau dan membicarakan bagian itu,” jelasnya.

Baca Juga: Lebih dari Sebelas Juta Rumah Tangga di Thailand Berisiko Jatuh Dalam Kemiskinan karena Pandemi

Maksud dari perkataan Komisaris Jung adalah menempelkan stiker elektronik pada kemasan produk untuk melacak jalur distribusi obat-obatan seperti vaksin.

Namun, bukan chip tersebut yang akan dimasukkan ke dalam tubuh.

Saat itu, tidak ada penyebutan chip RFID pesan lain dalam Rapat Audit Nasional, tetapi artikel dan unggahan yang memutarbalikan fakta isi sambutan Komisaris Jung telah didistribusikan.

Baca Juga: 2 Staf dan 6 Atlet Sepak Bola Positif Covid-19, Korea Selatan Kembali Perketat Social Distancing

RFID Barcode sudah diperlukan untuk semua obat-obatan domestik di Korea Selatan termasuk vaksin.

Kementerian Keamanan Makanan dan Obat telah mewajibkan semua obat di Korea untuk menandai dan memasang barcode atau RFID untuk identifikasi produk dan pelacakan saluran distribusi, bahkan sebelum dikatakan oleh Komisaris Jung Eun Kyung pada 7 Oktober 2020 lalu.

Barcode Obat atau Tag RFID  yang diberitahukan oleh Kementerian Keamanan Makanan dan Obat Korea Selatan, bahwa setiap produsen diwajibkan menggunakan kode batang atau tag RFID untuk obat yang diproduksi atau diimpor di Korea dan didistribusikan di Korea.

Baca Juga: Jika Uji Klinis Tahap Akhir Berhasil, Pendiri BioNTech Pfizer Prediksi Covid-19 Selesai Tahun Depan

Maka dari itu, semua obat dalam negeri termasuk vaksin, harus sudah menyertakan barcode atau alat pengenal RFID dalam kemasannya.

Seorang pejabat dari Kementerian Keamanan Pangan dan Obat menyampaikan pengecualian produk yang tidak menggunakan barcode atau RFID.

"Kecuali bahan baku, obat herbal, dan obat klinis, semua obat yang beredar di pasaran sebagai produk jadi harus menggunakan barcode atau RFID," katanya.

Baca Juga: Ekonomi Thailand Melambat pada Kuartal III dan Terkontraksi 6,4 Persen

Rumor tentang memasukan chip RFID Vaksin Covid-19 yang beredar saat ini merupakan isu palsu atau salah.

Pada paruh pertama tahun ini, video orang-orang yang memasukkan chip kecil ke tangan mereka mulai menyebar di TikTok, sebuah media sosial berbagi video.

Dalam video tersebut seseorang mengatakan dalam bahasa Inggris, "Dalam 18 bulan, chip RFID akan datang dengan vaksinasi Covid-19".

Baca Juga: Belum Seminggu Menjabat, Manuel Merino Mengundurkan Diri sebagai Presieden Peru

Video ini telah dibagikan 22.000 kali di Facebook sejak bulan Mei 2020 lalu.

Namun, pada bulan Mei, Reuters melaporkan bahwa video ini "dibuat-buat" dan telah dilakukan pemeriksaan bahwa video tersebut tidak benar.

Video aslinya adalah siaran NBC AS tahun 2017 yang melaporkan bahwa microchip ditanamkan di jari karyawan yang ingin dapat dengan mudah menggunakan login komputer dan aktivasi mesin fotokopi di perusahaan AS, dan itu tidak ada hubungannya dengan vaksin Covid-19. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: koreaherald.com

Tags

Terkini

Terpopuler