Ratusan Orang Turun ke Jalan Gaungkan ‘Stop Asian Hate,’ Setelah Insiden Penembakan Terjadi di AS

21 Maret 2021, 12:00 WIB
Aksi Stop Asian Hate usai aksi penembakan rasial di Atlanta, Georgia, AS, 20 Maret 2021. /Reuters/Shannon Stapleton/

PR MAJALENGKA- Belakangan ini di Amerika Serikat sedang ramai dengan orang-orang yang melakukan demonstran berkaitan dengan tragedi di Atlanta.

Beberapa hari yang lalu di Atlanta terjadi insiden penembakan tragis, tepatnya di spa lokal yang menewaskan delapan orang termasuk enam wanita keturunan Asia.

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Aljazeera.com, setidaknya ada ratusan orang yang melakukan demonstrasi di luar gedung DPR, negara bagian Georgia dengan menuntut keadilan terhadap apa yang terjadi pada korban.

Baca Juga: Perkembangan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia 20 Maret 2021, Sentra Vaksin Diharapkan Bantu Capai Target

Insiden penembakan tersebut diikuti dengan seruan rasisme anti-Asia atau terhadap orang keturunan Asia.

Delapan orang ditemukan tewas, termasuk enam wanita keturunan Asia, seorang pria bersenjata diketahui melakukan penembakan di tiga spa terpisah pada 16 Maret 2021 lalu.

Hal ini tentu saja membuat masyarakat Amerika Serikat terkejut atas tindakan brutal itu.

Baca Juga: Erling Haaland Dikabarkan Setuju Bergabung dengan Real Madrid, akan Pindah Musim Panas Mendatang

Para demonstran ramai-ramai menyerukan ‘Stop Asian Hate,’ yang memiliki arti stop membenci orang  Asia.

Dengan tegas demonstran meminta untuk adanya tindakan penghentian diskriminasi terhadap orang keturunan Asia-Amerika.

Timothy Phan, salah satu pengunjuk rasa yang berkendara delapan jam dari Florida turut mengutarakan pendapatnya.

Baca Juga: Prabowo Subianto Resmikan Kapal Selam Alugoro-405 dan Jadikan Militer Indonesia Terbesar di Asean

“Para wanita yang tewas itu, saya melihat ada keluarga saya di dalamnya,” kata Timothy Phan.

Di sisi lain tersangka penyerang mengatakan pada polisi bahwa tindakannya tidak dilandaskan karena hal rasial.

Insiden penembakan tersebut terjadi setelah kelompok advokasi Asia-Amerika memperingatkan bahwa insiden kebencian terhadap komunitasnya, terutama selama pandemi Covid-19.

Baca Juga: MUI Tetapkan Fatwa Nomor 14 Tahun 2021 Terkait Vaksin AstraZeneca, Simak 5 Poin Pentingnya

Hal tersebut juga ditengarai karena ucapan rasis yang digunakan para pemimpin politik termasuk mantan Presiden AS Donald Trump.

Seorang mahasiswa Georgia Tech yang mengikuti demonstran bernama Bernard Dong menyampaikan bahwa orang Asia terlalu diam.

“Sering kali orang Asia selalu diam, namun waktu mengubahnya,” ucap Bernard Dong.

Baca Juga: Prediksi Liga Spanyol: Real Sociedad vs Barcelona, Tekad Blaugrana Pepet Atletico Madrid

Dia berpendapat, dirinya marah dan jijik terhadap insiden penembakan dan kekerasan yang dihadapi orang Asia dan wanita.

Menanggapi insiden tersebut, Presiden Joe Biden segera melakukan pertemuan dengan pemimpin perkumpulan Asia-Amerika di Atlanta dan dengan tegas mengutuk penembakan serta rasisme anti-Asia.

“Banyak orang Amerika keturunan Asia yang berjalan di jalan-jalan dan khawatir, mereka bangun setiap pagi, khawatir dan takut akan keselamatan mereka, keselamatan orang yang mereka cintai,” ucapnya

Baca Juga: India Menjadi Negara Terparah Ketiga Kasus Aktif Covid-19, Berikut Sebabnya

“Mereka telah diserang, disalahkan, dikambinghitamkan, dilecehkan dan diserang secara verbal, fisik, bahkan dibunuh,” sambung Joe Biden.

Berdasarkan tindakan brutalnya itu, pihak berwenang akan melakukan tuntutan atas pembunuhan kepada pemuda berusia 21 tahun pelaku penembakan.***

Editor: Ghassan Faikar Dedi

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler