PR MAJALENGKA – Inggris telah mengamankan dua juta dosis kandidat vaksin covid-19 dari Moderna.
Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.com, vaksin itu akan tersedia di Eropa pada awal musim semi.
Hal itu disampaikan oleh pemerintah pada Minggu 29 November.
Baca Juga: 7 Manfaat Susu Almond Bagi Kesehatan Tubuh, Salah satunya Cocok untuk Diet
Hasil ini sebagai tambahan dari 5 juta dosis yang diamankan dari dua perusahaan asal Amerika Serikat (AS) pada minggu lalu.
Kesepakatan baru itu datang sehari setelah Perdana Menteri Boris Johnson menunjuk Nadhim Zanawi, untuk menjadi menteri yang bertanggung jawab atas penyebaran vaksin covid-19.
Inggris sekarang memiliki akses ke kandidat vaksin Moderna dengan dosis yang cukup untuk sekitar 3,5 juta orang.
Baca Juga: Berikut Jadwal SIM Keliling Kabupaten Majalengka Minggu Ini, Jangan Lupa Lengkapi Persyaratannya Ya!
Menurut pernyataan pemerintah, secara keseluruhan, mereka memiliki akses ke 357 juta dosis vaksin dari tujuh pengembang.
“Dengan berbagai kandidat vaksin dalam portofolio, kami siap untuk menyebarkan vaksin jika mereka dapat persetujuan dari regulator obat kami,” kata Menteri Kesehatan, Matt Hancock.
Vaksin eksperimental Moderna 94,5 persen efektif mencegah covid-19 berdasarkan data sementara dari uji coba tahap akhir.
Baca Juga: Demi Meningkatkan Minat Membaca, Kemendikbud akan Luncurkan Geulis pada Tahun 2021
Pengiriman ke Inggris dapat dimulai sedini musim semi, jika vaksin tersebut memenuhi standar Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan.
Inggris juga telah memesan 40 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech SE Jerman, dan Pfizer dari AS.
Kedua vaksin itu terbukti 95 persen efektif untuk pencegahan covid-19.
Baca Juga: Gandeng hingga Cium Tangan Ariel Tatum, Potret Mesra Gading Marten Dikomentari Tompi: Syukur Deh
Menurut Financial Times, regulator Inggris ditetapkan untuk menyetujui vaksin BioNTech-Pfizer minggu ini.
Lalu pengiriman akan dimulai dalam beberapa jam setelah otorisasi.
Inggris juga telah mendapatkan seratus juta dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca PLC dan Universitas Oxford dan menargetkan peluncuran sebelum Natal. ***