Sedikitnya 14 Orang Tewas Akibat Dua Ledakan Bom di Kota Bamiyan Afghanistan

26 November 2020, 12:09 WIB
Ilustrasi kejadian setelah ledakan.* /pexels/Flickr

PR MAJALENGKA – Sedikitnya 14 orang tewas dan 45 lainnya menderita luka-luka saat dua ledakan di Afghanistan.

Ledakan itu menghancurkan pasar di Kota Bamiyan, Afghanistan tengah, menurut pejabat.

Zabardast Safai, Kepala Polisi Provinsi Eponim, itu mengatakan pada hari Selasa 24 November  2020 bahwa bahan peledak disembunyikan di sisi jalan di Bamiyan.

Baca Juga: Arkeolog Temukan 2 Fosil di bekas Letusan Gunung Vesuvius Kota Pompeii

Bamiyan merupakan rumah bagi banyak anggota dari etnis minoritas Syiah Hazara.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari AlJazeera.com, korban tewas 12 warga sipil, termasuk anak-anak, dan dua petugas polisi lalu lintas.

Menurut Kementerian Dalam Negeri, ledakan itu mengoyak pasar pada jam sibuk malam hari.

Baca Juga: Merek Pakaian di Brazil Jon Cotre Hapus Iklan yang Menggunakan Gambar Lord Ganesh

Juru bicara Tariq Arian mengatakan dua bom menyebabkan ledakan di pasar yang ramai, dan menyebutnya kejahatan yang tidak bisa dimaafkan.

“Saat saya sampai di pasar, masih ada darah dan bagian tubuh dimana-dimana. Ledakan itu terjadi saat orang-orang sedang berbelanja,” kata warga setempat Anwar Saadatyar kepada AFP.

“Saya mengunjungi rumah sakit, saya melihat orang-orang menangis karena kerabat mereka yang tewas atau terluka dalam ledakan itu,” imbuhnya.

Baca Juga: Cuitan Trump Ditandai, Twitter Buat Kebijakan Agar Tak ada Informasi Menyesatkan

“Ada begitu banyak orang yang terluka sehingga dokter tidak tahu siapa yang harus dirawat lebih dahulu. Saya tidak akan pernah melupakan kejadian itu,” ucapnya menambahkan.

Bamiyan, merupakan tempat wisata terkenal di kalangan wisatawan lokal dan internasional.

Bamiyan telah lama dianggap sebagai salah satu sudut teraman di Afghanistan, karena lokasinya yang terpencil di pegunungan tengah.

Baca Juga: Mesin Tidak Berfungsi, Pesawat Asal Singapura Mendarat Darurat di Jalan Tol Johor

Suku lokal yang dominan, Hazara, menentang Taliban yang membantai ribuan orang Hazara selama pemerintahan mereka.

Sebagian besar minoritas Syiah sering menjadi sasaran kelompok-kelompok seperti afiliasi ISIL (ISIS) di Afghanistan dan juga oleh Taliban pada 1990-an.

Di kota Kabul, Hazara telah melihat serangan berulang kali di lingkungan mereka.

Baca Juga: Sempat Turun, Kasus Covid-19 di Korea Selatan Naik Lagi Hampir Tembus 400 Orang

Salah satunya termasuk serangan brutal di siang hari yang terjadi di ibu kota pada bulan Mei di bangsal bersalin rumah sakit yang menewaskan beberapa ibu.

Hampir 6 ribu warga sipil Afghanistan tewas atau terluka dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

Menurut PBB, hal dikarenakan pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan Taliban yang terus berlangsung meskipun ada upaya untuk perdamaian, .

Baca Juga: PBB Desak Para Pemimpin Ethiopia untuk Lindungi Warga Sipil di Wilayah Tigray

Lusinan negara mulai menjanjikan bantuan miliaran dolar untuk Afghanistan pada konferensi di Jenewa.

Hal itu diharapkan bisa melanjutkan negosiasi perdamaian yang dimulai antara pemerintah dan Taliban, dan mengakhiri perang selama hampir dua dekade. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler