Keren! Sistem Pengenalan Wajah Semakin Canggih hingga Mampu Mengenali Saat Pakai Masker

- 6 Desember 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi memakai masker.*
Ilustrasi memakai masker.* /pexels/Ivan Samkov

PR MAJALENGKA – Algoritma pengenalan wajah menjadi lebih baik dalam mengenali wajah ketika memakai masker.

Hal itu diungkap dalam studi yang diterbitkan oleh Institut Nasional untuk Standar dan Teknologi (NIST) pada Selasa 1 Desember 2020.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Theverge, studi ini melakukan pengujian pada lebih dari 150 algoritma pengenalan wajah yang terpisah.

Baca Juga: Alat Baru dari Microsoft yang Bertujuan Bantu Bisnis Tangani Data

Hasilnya, masker bukan masalah besar bagi sistem pengenalan wajah seperti yang diperkirakan sebelumnya.

Vendor secara sukarela mengirimkan algoritma pengenalan wajah mereka ke NIST untuk diuji sebagai bagian dari Tes Vendor Pengenalan Wajah (FRVT).

NIST menerbitkan hasil pengujian tersebut secara bergilir saat setiap algoritma dikirimkan.

 

Ketika NIST pertama kali memeriksa penggunaan masker untuk pengenalan wajah pada bulan Juli, ditemukan bahwa algoritma tidak bagus dalam mengidentifikasi wajah dengan masker.

Tidak mengherankan, lebih sulit untuk mengenali wajah saat hidung dan mulut tertutup.

Laporan NIST berfokus pada false non-match rate (FNMR), yaitu ukuran banyaknya wajah yang cocok lolos dari algoritma tanpa memicu peringatan.

Baca Juga: Kali Pertama Setelah 4 Tahun, Tiongkok Akhirnya Menyetujui Game Milik Korea Selatan ‘Summoners War’

Pada bulan Juli, tingkat kesalahan beberapa algoritma melonjak antara 5 dan 50 persen saat dihadapkan dengan foto orang yang bermasker.

Tetapi, pandemi Covid-19 memberi pengembang banyak waktu untuk fokus pada masalah masker ini.

Data NIST menunjukkan, algoritma pengenalan wajah menjadi lebih baik dalam mengenali wajah bermasker.

Baca Juga: Kabar Gembira Bagi Para Pencinta Game! Sony Baru Saja Merilis Pembaruan Firmware untuk PS3

Tanpa masker, algoritma terbaik memiliki tingkat kecocokan palsu sekitar 0,3 persen.

Tetapi, angka itu masih meningkat hingga 5 persen saat masker dengan cakupan tinggi dipakai.

Menurut laporan itu, beberapa pengembang telah mengirimkan algoritma setelah pandemi.

Baca Juga: Waspada! Twitter Kini Perluas Aturan Larangan Ujaran Kebencian

Yang mengejutkan, hasilnya menunjukkan adanya peningkatan akurasi secara signifikan.

Hal ini merupakan hasil paling akurat dalam pengujian pengenalan wajah.

Papan peringkat publik NIST untuk tes pengenalan wajah mendukung klaim di atas.

Baca Juga: Diduga Adanya Pelanggaran Antitrust, Amerika Serikat Berencana Tuntut Facebook Minggu Depan

Delapan algoritma berbeda, sekarang memiliki rasio tidak cocok palsu di bawah 0,05 persen.

Enam dari delapan hasil penelitian diserahkan ke NIST setelah laporan pertama diterbitkan pada Juli 2020.

Para peneliti mencatat sejumlah keterbatasan penelitian.

Baca Juga: Luar Biasa, Tiongkok Berhasil Mendaratkan Pesawat Luar Angkasa di Bulan

Peneliti NIST dalam penelitian ini menerapkan masker secara digital untuk memastikan konsistensi di seluruh sampel.

Kami tidak dapat melakukan simulasi menyeluruh tentang variasi warna, desain, bentuk, tekstur, pita, dan cara pemakaian topeng yang beragam,” tulis laporan itu.

Topeng digital adalah masker bedah biru yang menutupi seluruh lebar wajah.

Baca Juga: Tiongkok Membuat Aturan Soal Pengumpulan Data Pribadi Aplikasi Seluler

Tetapi, penguji mencatat bahwa kinerja sangat bervariasi tergantung seberapa tinggi masker ditempatkan di wajah.

Amerika Serikat menggunakan pengenalan wajah di perbatasan darat dan udara, guna mencocokan wisatawan dengan foto visa atau paspor mereka.

Data NIST diambil dari pemegang visa khususnya yang memiliki sedikit hak privasi atas informasi biometrik yang dikumpulkan selama proses imigrasi. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Theverge


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah