Facebook Ungkap 530 Juta Data Pengguna yang Bocor Akibat Scraping

8 April 2021, 14:52 WIB
Facebook akhirnya mengklarifikasi terkait dengan kebocoran 530 data penggunanya.* /A Fauzi/; pixabay.com

PR MAJALENGKA - Raksasa media sosial asal negeri Paman Sam, Facebook, ungkap kebocoran 530 juta data pengguna akibat scraping.

Facebook yang saat ini menempati posisi keempat aplikasi dengan unduhan paling banyak di Google Playstrore yakni lima juta unduhan.

Scraping merupakan istilah yang digunakan dalam dunia digital yang diartikan sebagai tindakan mengambil sebuah data semi-terstruktur di internet.

Baca Juga: 4 Tips Berjalan Terbaik Untuk Menurunkan Berat Badan, Wajib Tahu Kapan Waktu yang Tepat!

Dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Cnet, Facebook mengetahui kebocoran 530 juta penggunanya setelah mengidentifikasi kerentanan jaringannya pada 2019.

Tindakan seseorang yang mengeksploitasi  setiap fitur Facebook dengan metode scraping, acap kali menjaring data publik tanpa ada jaminan.

Tentu saja hal ini sangat merugikan pengguna, karena data pribadi diketahui oleh orang lain.

Baca Juga: Terkait Sebagian Masyarakat yang Menolak Vaksin, Berikut Jawaban Menkes

Pihak Facebook mengatakan, akan mengambil tindakan secara tegas untuk mencegah aksi tak bertanggungjawab tersebut.

Dengan bocornya data pengguna oleh oknum tak bertanggungjawab, menyebabkan banyaknya penipuan yang mengatasnamakan data pengguna.

"Sebagai hasil dari tindakan yang kami ambil, kami yakin bahwa masalah spesifik yang memungkinkan mereka untuk menghapus data ini pada 2019 tidak ada lagi," ujar Mike Clark, direktur manajemen Facebook dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari Cnet.

Baca Juga: 6 Fakta Rendi Jhon Pratama, Pemeran Ricky di Ikatan Cinta yang Meresahkan Penonton

Diketahui, informasi pengguna Facebook seperti nama, tanggal lahir, dan nomor telepon, terpampang disebuah situs web yang dapat diperjualbelikan oleh para hacker.

Kumpulan 530 juta datayang bocor di situs web tersebut memuat data pengguna Facebook dari 106 negara di dunia.

Meskipun data pengguna telah berusia bertahun-tahun lamanya, tetapi masih mungkin dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi berharga yang dibutuhkan oleh para scrapper.

Baca Juga: The Falcon and the Winter Soldier: Emily VanCamp Ungkap Hubungan Sharon Carter dan Steve Rogers

Facebook menyadari kerentanan pada sistem aplikasi mereka karena kemampuan sistem pada Facebook yang dapat mengimpor kontak dari ponsel pengguna.

Data pengguna yang bocor sebelumnya telah dilaporkan pada Januari 2019, ketika pemberitahuan muncul bahwa data dijual melalui platform Telegram.

Menurut informasi terbaru, Facebook masih belum mau berkomentar tentang pengguna yang terdampak akibat kebocoran data.

 Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun yang ke-9, EXO Beri Kejutan Penggemar dengan Spoiler Comeback Terbaru Mereka

Bagi pengguna Facebook yang ingin mengetahui apakah akun miliknya bocor akibat scraping, dapat mencari situs web pelacakan pelanggaran dengan menuliskan kata kunci Have I Been Pwned?.***

 

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: CNET

Tags

Terkini

Terpopuler