Terang-terangan Sebut Presiden Jokowi Sering Tak Penuhi Janji, Din Syamsudin Mengaku Kecewa

- 1 November 2020, 21:02 WIB
Din Syamsudin
Din Syamsudin /ANTARA/Katriana

PR MAJALENGKA - Belum lama ini, mantan Ketua Umum PB Muhammadiyah, Din Syamsudin berbincang dengan politisi Partai Nasdem, Akbar Faizal.

Perbincangan antara Din Syamsudin dengan politisi Partai Nasdem tersebut dapat dilihat pada unggahan kanal YouTube Akbar Faizal.

Dalam momen itu juga, Din Syamsudin mengungkap rasa kecewanya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Berencana Investasi? Cek Dulu Perkembangan Harga Emas Pegadaian Hari Ini 1 November 2020

Perlu diketahui sebelumnya, Din Syamsudin diberikan amanah untuk mengemban misi dari Presiden Joko Widodo yaitu menjadi utusan khusus dalam kerja sama antar agama di luar negeri.

Din Syamsudin merasa kecewa terhadap Jokowi lantaran sang Presiden seringkali ingkar janji kepadanya.

Sebagaimana diberitakan jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com dalam artikel "Blak-Blakan! Din Syamsudin Beberkan Presiden Jokowi Sering Ingkar Janji dan Bikin Kecewa", terungkap beberapa janji yang diingkari oleh Presiden Jokowi yang disebutkan oleh Din Syamsudin.

Baca Juga: Daus Mini Geram Dihina & Dikaitkan Binatang oleh Anak di Bawah Umur, Akan Bicarakan dengan Pengacara

Din Syamsudin menyebutkan dirinya sudah seringkali melakukan pengiriman surat dan berbicara secara langsung dengan Presiden Jokowi. 

Beberapa kegiatan yang tidak dihadiri oleh Presiden Jokowi yang diceritakan mantan Ketua Umum PB Muhammadiyah ini adalah salah satunya seperti forum pertemuan yang membahas perdamaian dunia.

Pada saat itu, Din mengatakan bahwa kegiatan itu relevan untuk mempromosikan Pancasila untuk menjadi jalan tengahnya dunia.

Baca Juga: Kisah Psikolog Sembuh dari Covid-19, Ini Tips Agar Cepat Pulih: Jujur itu Setengah Menuju Kesembuhan

Namun ternyata, Presiden tak datang membukanya. Akhirnya Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi yang datang untuk membuka acara tersebut.

"Beberapa kegiatan yang saya lakukan terakhir umpamanya ya, itu pertemuan atau forum perdamaian dunia yang sudah saya lakukan sejak 2006 sekali 2 tahun," kata Din Syamsudin.

"Dan yang ke tujuh sebetulnya mengangkat yang relevan dengan misi yaitu mempromosikan pancasila sebagai jalan tengahnya dunia," sambungnya.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Membuka Kembali Ibadah Umrah, 253 Jemaah dari Indonesia Berangkat Hari Ini

"Pesertanya dari 43 negara waktu itu. Nah saya kecewa sekali acara yang bagus bagi presiden tidak dihadiri. Padahal surat dua kali, secara lisan 3-4 kali," ungkap Din Syamsudin.

"Dan saya mendapat konfirmasi akan datang membuka. Presiden tidak datang, untung saya cepat menghubungi menteri luar negeri, Retno Marsudi akhirnya beliaulah yang membuka itu. Itu antara lain ya," lanjutnya.

Tak hanya kegiatan itu saja. Kegiatan lainnya seperti penyerahan hadiah dari seorang konglomerat yang berketurunan Tionghoa juga tak dihadiri oleh Presiden Jokowi.

Baca Juga: Buntut Panjang Boikot Produk Prancis, Pabrik Renault yang Pekerjakan Enam Ribu Orang Diminta Tutup

Padahal saat itu, Din telah mengusahakan agar Indonesia yang dapat menerima hadiah itu, karena pada saat itu, hadiah ini akan diberikan kepada negara islam, tetapi lewat Raja Salman.

Akhirnya Din berhasil melobby agar hadiah itu dapat diserahkan kepada Indonesia sebagai negara mayoritas berpenduduk muslim terbesar di dunia. 

Hadiah tersebut berupa sebuah sulaman Al-Quran yang dibuat di salah satu Provinsi islam di China.

Baca Juga: UPDATE Pasien Covid-19 di Indonesia Sore Ini Minggu 1 November 2020, Bertambah 2.696 Kasus Baru

"Kegiatan-kegiatan lain yang bisa saya sampaikan umpamanya saya berbuat untuk mengalihkan hadiah dari seorang konglomerat berketurunan Tionghoa yang berdomisili di Kuala Lumpur, penganut agama Kong Hu Cu yang taat tapi bersimpati kepada Islam, yang diam-diam selama tiga tahun menyuruh orang di Provinsi Khusus Islam di Republik Tionghoa untuk menyulam Al-Quran, atau menulis Al-Quran dengan cara di sulam," terang Din Syamsudin.

"Indah sekali. Sebuah karya seni yang sangat-sangat artistik sekali, yang waktu bertemu saya di Kuala Lumpur ingin menyerahkan kepada dunia Islam lewat Raja Salman, Saudi Arabia," ujarnya.

Penyerahan hadiah dilakukan pada malam Nuzulul Quran, akan tetapi tiba-tiba istana membatalkan kedatangan Presiden dan diwakilkan oleh Menteri Agama.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Bulan November 2020, Mimpi Sagitarius Jadi Nyata, Gemini Dikecewakan, Kamu Gimana?

Din merasa sangat kecewa atas sikap dari Presiden Jokowi tersebut.

"Saya bilang kenapa tidak lewat Presiden Republik Indonesia negeri muslim terbesar. Setuju. Dan saya melakukan upaya, surat ke presiden, kemudian secara lisan, dan disepakati untuk diserahkan pada malam 17 Ramadhan, Peringatan Nuzulul Quran di Istana," papar Din Syamsudin.

"Orangnya datang dengan pesawat khusus, membawa barang yang banyak itu sekaligus saya adakan dialog Islam Konghucu tingkat Asia. Dan sudah ada konfirmasi, 7 orang yang kita ajak ke Istana. Tau-tau menjelang waktunya dibatalkan oleh istana, terus terang saya kecewa berat," sambungnya

Baca Juga: Akhirnya Unggah Foto Kedekatan dengan Ririn Ekawati, Ibnu Jamil: Baru Dapat Foto Bareng Aja Senang

Padahal menurut Din Syamsudin, momen ini merupakan suatu hal yang bagus untuk menjalin hubungan dengan China dan penduduk Tionghoa di Indonesia. 

"Sesuatu yang bagus dengan makna simbolik baik hubungan antara Indonesia, China, rakyat Indonesia dengan penduduk yang berketurunan Tionghoa, karena ini menyangkut penduduk yang bersifat keagamaan," ucap Din Syamsudin.

"Kan sudah diterima, sudah konfirm, tau-tau besok akan diterima oleh Menteri Agama gitu, tentu saya tidak setuju, itu antara lain saja ya", pungkasnya. *** (Avilia Primaturin/jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com)

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: jurnalpresisi.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x