Petani dan Penyadap Getah Karet Siap Sinergis Antisipasi Berita Hoaks Pemilu 2024 dengan Memperbanyak Literasi

- 16 Desember 2023, 18:53 WIB
Ilustrasi konten hoaks yang diturunkan Kominfo
Ilustrasi konten hoaks yang diturunkan Kominfo /geralt/Pixabay

Baca Juga: Raffi Ahmad Melamun Jadi Resort di Pantai Krakal, Berikut Destinasi Wisata Lainnya di Gunungkidul

"Kalau peran sesama petani mensosialisasikan bahaya hoaks tentunya kita hanya menggunakan diskusi dan proses sharing informasi. Sejauh ini langkah ini hanya langkah ini yang bisa dilakukan didalam kelompok proses verifikasi dan sosialisasi informasi bisa dibangun dari referensi referensi perorangan untuk menemukan indikasi hoaks atau bukan" papar Andi.

Andi yang merupakan alumnus salah satu perguruan tinggi di Bandung jurusan Ilmu kominikasi itu juga menambahkan, bahwa di era digitalisasi tentu petani yang dibantu oleh pihak penyelenggara pemilu lebih mudah melakukan cross check informasi.

"Di-era digitalisasi ini kita tentunya bisa lebih mudah melakukan kolaborasi untuk menangkal hoaks. Dengan gadget yang bisa mengakses internet tentu kita bisa merujuk darimana dan oleh siapa informasi itu diberikan. Demikian juga dengan pihak penyelenggara pemilu tentu peka dengan isu isu politik yang beredar dan segera mengklarifikasi ataupun melakukan kontra strategi lainnya guna meredam hoaks dan dampaknya, agar tidak makin menyebar, " tutupnya.

Salah satu petani lainnya,  (45) mengharapkan pemilu tanpa adanya penyebaran berita hoaks, karena hal tersebut sangat berdampak bagi masyarakat khususnya di kalangan petani sangat terasa.

"Mengingat situasi sosial, terutama bagi masyarakat pedesaan dan kelompok sosial komunal daerah perkampungan, " terang Waja di Desa Olaia, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo Flores, NTT.

Baca Juga: Gempa Bumi Berkekuatan M4,5 di Wilayah Tegal, Jawa Tengah Terasa Sampai Subang

Menanggapi bahaya hoaks, Waja menerangkan bahwa langkah kongkrit dalam menanggapi isu hoaks dikalangan kelompoknya tentunya kembali ke pribadi masing masing.

"Walaupun menurut saya hal ini berat, karena umumnya golongan petani sangat dogmatis menerima isu isu politik tanpa verifikasi", tandas Waja.

Di Jabar, petani yang tergabung dalam Kelompok tani hutan (KTH) Mitra Sawargi Desa Mekarraya, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, melalui ketuanya Aman
Sopandi mengatakan, terkait berita bohong (hoaks), pihaknya sering mendengar dari media sosial.

Halaman:

Editor: Rian S. Putra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah