“Kalau sebagai pekerjaan saya (ahli forensik), untuk menyajikan data dan alat bukti sudah selesai, DNA sudah, tapi tidak ada yang cocok, dari saksi juga tidak ada yang cocok, kita cari garis keturunan ibu, ternyata belum dikerjakan, saya juga punya jam kematian loh, karena sudah dilakukan autopsi dan olah TKP, di TKP sudah ditemukan dua DNA yang asing,” ujar Hastry dikutip di Podcast Deddy Corbuzier.
Baca Juga: Komitmen Zero Halinar, Lapas Perempuan Bandung Musnahkan Barang Terlarang Hasil Razia
Dalam kasus ini, Hastry merasa bahwa dirinya telah menjalankan tugasnya sebagai ahli forensik sebaik mungkin, namun dirinya juga bertanya-tanya mengapa kasus ini hingga saat ini masih terkesan jalan di tempat.
"Padahal menurut saya itu bisa, kita main DNA kan, ini saya ngomong disini aja ya biar didenger," pungkasnya.
Hal inilah yang akhirnya membuat dirinya merasa sedih, lantaran kasus ini hingga saat ini belum bisa terlihat terang benderang.
Sementara, disatu sisi masyarakat terus diminta untuk mencari siapa pelaku pembunihan ibu dan anak di Subang tersebut. Bahkan, Hastry juga mengaku sempat didatangi korban lewat mimpi.
"Aku gak tahu sih gimana caranya untuk mempercepat ini, karena ya, saya tersiksa sama kasus Subang ini, sampai datang dalam mimpiku, " ujar Hastry sembari melontarkan kata-kata yang permohonan maafnya kepada Kabareakrim atas ucapannya.
"Mohon maaf ya pak Kabareskrim, gak apa-apa lah aku dipindah ke kamar mayat lagi," celetuknya.