Profil W R Supratman Sang Pencipta Lagu Indonesia Raya, Ternyata Seorang Wartawan!

- 4 Agustus 2022, 05:10 WIB
W.R. Supratman/tangkapan layar Instagram @kemdikbud.ri
W.R. Supratman/tangkapan layar Instagram @kemdikbud.ri /

BERITA MAJALENGKA - Masyarakat Indonesia tentunya tidak asing dengan nama W R Supratman, karena namanya selalu terpampang di lagu-lagu wajib Nasional.

Pemilik nama asli Wage Rudolf Soepratman tersebut lahir pada 19 Maret 1903 di Purworejo, Jawa Tengah.

W R Supratman dikenal sebagai pencipta lagu kebangsaan Indonesia, Indonesia Raya.

Ia merupakan seorang pecinta musik, sejak kecil sudah terlihat kegemarannya dalam dunia musik. Ia juga memiliki ketertarikan dalam memainkan alat musik biola.

W R Supratman merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara, terlahir dari seorang ibu yang bernama Siti Senen.

Baca Juga: Lirik Lagu - Pilihan Yang Terbaik, Rilis Terbaru Ziva Magnolya, Dijamin Bikin Baper!

Ayahnya merupakan seorang tentara KNIL Belanda yang bernama Djoemeno Senen Sastrosoehardjo.

Nama Rudolf diberikan oleh ayah angkat yang merupakan suami dari kakaknya yang bernama Roekijem.

Roekijem pandai bermain biola dan W R Supratman belajar darinya. Ketekunannya mendorong ia menjadi pemain musik yang baik.

Ayah angaktnya itu merupakan seorang Sersan Belanda bernama Willem van Eldik.

Sejak tahun 1914, W R Supratman sudah menetap di Makassar bersama kakaknya. Ia disekolahkan oleh ayah angkatnya di Normaalschool hingga selesai.

Baca Juga: Lirik Lagu Terbaru- Dunia Tipu Tipu Oleh Yura Yunita

Ia memilki pekerjaan sebagai komponis, wartawan, dan guru. Tidak hanya itu, ia juga seorang penyair dan penggubah yang ulung.

Pada 1924, pindah ke Surabaya, kemudian ke Bandung. Di Bandung ia menjadi wartawan Kaoem Moeda.

Kemahirannya dalam menulis, membuahkan karya buku berjudul Gadis Desa yang diterbitkan dengan uangnya sendiri.

Namun, buah tangannya itu mendapat kecaman dari Belanda, sehingga bukunya dilarang beredar. Ia memiliki kerugian dalam jumlah yang tidak sedikit.

Pada 1925, ia menikahi Soedjenah. Melalui Soedjenah, ia mendapatkan inspirasi dalam menciptakan lagu-lagu kebangsaan yang hingga kini masih berdenging.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Susunan Upacara Bendera Hari Kemerdekaan 17 Agustus

Perjalanan panjang sejarah lagu Indonesia Raya yang sempat dilarang dan mendapat label membahayakan dari pemerintah Hindia Belanda, justru semakin membumi.

Lagu Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan Indonesia dan semakin dikenal di berbagai negara.

Dalam sebuah kutipan tulisan Soejono Tjiptomihardjo dalam Buku Kenang-Kenangan 10 Tahun Kabupaten Madiun, menyebutkan,

“Tahun 1932, Soepratman mendapat sakit urat sjaraf, disebabkan lelahnja karena bekerdja keras. Setelah beristirahat 2 bulan, di Tjimahi, beliau kembali ke Djakarta untuk mengikuti aliran Achmadijah. Sedjak April beliau bersama kakaknja bertempat tinggal di Surabaja.”

W R Supratman menderita sakit urat saraf, karena lelah bekerja keras. Ia beristirahat di Cimahi lalu kembali ke Jakarta untuk mengikuti aliran Ahmadiyah.

Baca Juga: 3 Olahraga yang Dianjurkan Rasulullah, Salah Satunya Memanah

Karena tekanan ekonomi, ia kemudian bercerai dengan sang istri dan tinggal bersama kakaknya di Surabaya.

Dalam sakit dan keletihan batin, ia masih menciptakan lagu Surya Wirawan dan Mars Parindra.

Lalu bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1938 ia wafat dan dimakamkan di Surabaya.

Dikisahkan bahwa sehari sebelum wafat, kepada Roekijem ia berpesan agar lagu Indonesia Raya diserahkan kepada Badan Kebangsaan.

Ia wafat di usia yang masih muda, 35 tahun. Sosoknya memang tak semahsyur lagu ciptaannya.

Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Kento Yamazaki Trending Twitter: Main di 'Your Lie In April' Bersama Pacar

Ia hanya diiringi beberapa kawannya, karena oleh masyarakat pada saat itu juga ia tidak begitu diperhatikan.***

Editor: Rina Rahadian Susana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x