Mengenal Adam Malik, Pendiri Kantor Berita Antara Hingga Mantan Wakil Presiden RI Ke-3 yang Lahir Pada 22 Juli

- 22 Juli 2022, 04:45 WIB
Mengenal Adam Malik, Pendiri Kantor Berita Antara Hingga Mantan Wakil Presiden RI Ke-3 yang Lahir Pada 22 Juli
Mengenal Adam Malik, Pendiri Kantor Berita Antara Hingga Mantan Wakil Presiden RI Ke-3 yang Lahir Pada 22 Juli /Tangkapan layar kanal YouTube Randi Aulia

BERITA MAJALENGKA – Adam Malik, sebuah nama yang mungkin kita pernah dengar sekilas sewaktu duduk di bangku sekolah dulu. Pada hari ini, tepatnya 22 Juli 1917 bertempat di Pematangsiantar, Sumatra Utara ia dilahirkan.

Pendiri kantor berita Nasional Antara pernah menjadi wakil Presiden RI ke-3 ini selain menjabat di posisi yang tadi telah disebutkan, pernah merasakan memegang jabatan strategis yang lain. Sebagaimana dikutip Berita Majalengka melalui laman Kepustakaan Presiden Perpusnas.go.id.

Baca Juga: Satu Amalan yang Pahalanya Lebih Hebat dari Haji Mabrur Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Jabatan lain tersebut yang pernah dirasakan Adam Malik, pria kelahiran 22 Juli ini adalah sebagai mantan Menteri Indonesia pada beberapa departemen, seperti Menteri Luar Negeri (Menlu).

Kariernya diawali sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secara otodidak. Di masa mudanya, ia telah aktif ikut berpartisipasi dalam pergerakan nasional memperjuangkan kemerdekaan Indonesia saat itu.

Keinginannya untuk terus maju dan berbakti kepada bangsa mendorong ia untuk pergi merantau dari kampung halaman ke Jakarta. Lalu ia mendirikan Kantor Berita Antara yang di kemudian hari menjadi Kantor Berita Nasional.

Baca Juga: Tanggal 10 Muharram Dikenal Sebagai Hari Asyura, Berikut 10 Keutamaannya dalam Al-Qur’an dan Hadits

Ia mendirikan Antara bersama yang lainnya yaitu Albert Manumpak, Sipahoetar, Pandoe Kartawigoena, dan Mr. Soemanang, berkantor di Jln. Pinangsia 38 Jakarta Kota.

Dengan bermodal hanya satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyalurkan berita ke berbagai media surat kabar nasional. Sebelum itu, ia telah cukup sering menulis untuk media lain seperti di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo.

Pada tahun 1945, ia menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia bertempat di Jakarta. Di era penjajahan Jepang, ia juga turut aktif bergerilya dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan.

Baca Juga: Profil Singkat dan Biodata Nathalie Holscher, Artis Cantik yang Menikah dengan Komedian Sule

Menjelang tanggal 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, ia pernah menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk mendesak memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Demi mendukung kepemimpinan Soekarno dan Hatta, ia memobilisasi rakyat untuk berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta.

Saat terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah membuat ia di untungkan. Di tahun 1966, Adam disebut-sebut dalam trio baru yaitu Soeharto-Sultan-Malik.

Baca Juga: Rajin Berdoa Meski Belum Tentu Diijabah Allah, Ini yang Akan Didapat Menurut Ustadz Adi Hidayat

Pada tahun-tahun yang sama, melalui televisi ia mengatakan keluar dari Partai Murba dikarenakan pendirian partai tersebut menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung bersama Partai Golongan Karya (Golkar).

Karier murni yang didapatinya sebagai Menteri Luar Negeri dimulai di kabinet Ampera I pada tahun 1966. Di tahun 1967, ia kembali memangku jabatan Menteri Luar Negeri di kabinet Ampera II.

Pada tahun 1968, menjadi Menteri Luar Negeri dalam kabinet Pembangunan I, dan tahun 1973 kembali dipercayakan memangku jabatan sebagai Menteri Luar Negeri untuk yang terakhir kalinya dalam kabinet Pembangunan II.

Baca Juga: Ada Kisah Kelam di Bulan Muharram, Simak Kisahnya Berikut Ini!

Sebagai seorang diplomat ulung, wartawan hingga birokrat, ia sering mengatakan semuanya bisa diatur. Sebagai diplomat Adam Malik memang dikenal selalu memiliki 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepada dirinya.

Namun perkataan tersebut sekaligus sebagai lontaran kritik pedas bahwa di negara ini semua bisa di atur asal memiliki uang.

Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan tanah air tercinta, Adam Malik meninggal dunia di Bandung, tanggal 5 September 1984 karena sakit kanker liver.

Baca Juga: Simak Profil Kim Garam Eks Anggota Girl Grup LE SSERAFIM

Setelah itu, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum bernama Adam Malik. Pemerintah juga turut memberikan berbagai tanda jasa kehormatan.

Karena jasa-jasanya, ia dianugerahi berbagai macam penghargaan Diantaranya adalah Bintang Mahaputera kl. IV pada tahun 1971, Bintang Adhi Perdana kl.II pada tahun 1973, dan diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: perpusnas.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x