Dukung Tenaga Medis, GeNose C19 UGM Siap Dipasarkan Secara Massal

- 1 Januari 2021, 15:25 WIB
Telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan, alat pendeteksi virus Corona SARS-CoV-2, GeNose C19 buatan peneliti UGM siap diedarkan.
Telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan, alat pendeteksi virus Corona SARS-CoV-2, GeNose C19 buatan peneliti UGM siap diedarkan. /Foto: Dok. ugm.ac.id/Literasi News

PR MAJALENGKA - Indonesia melangkah maju dalam perkembangan inovasi di sektor kesehatan, setelah salah satu penemuan kesehatan Universitas Gajah Mada (UGM) mendapat izin edar.

Inovasi tersebut berupa alat pendeteksi Covid-19 dari para ahli UGM yang dikantongi Prof. Kuwat Triyana.

Pemerintah secara resmi melalui Kemenkes (Kementerian Kesehatan) memberikan izin edar pada 24 Desember 2020.

Baca Juga: 4 Amalan Penting yang Menjadi Keistimewaan Hari Jumat, Ada Satu Jam di Mana Doa Akan Diijabah

Alat pendeteksi itu dinamakan GeNose dan berdasarkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) tersebut, alat ini siap dipasarkan secara masal.

Prof. Kuwat Triyana mengatakan, alat ini akan membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat.

“Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes,” ucapnya.

Baca Juga: Bikin Bangga! Bermula dari Ngamen, Penyanyi Asal Indonesia Berhasil Jadi Juara di Italia

Menurut Prof. Kuwat timnya akan melakukan penyerahan GeNose C19 hasil produksi massal batch pertama yang didanai oleh BIN dan Kemenristek atau BRIN untuk didistribusikan.

Melalui alatnya tersebut, dia berharap GeNose C19 dapat memberikan dampak dalam membantu tenaga medis.

“Dengan 100 unit batch pertama yang akan dilepas, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari,” ujarnya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 1 Januari 2021, Akankah Nyawa Andin Selamat?

“Angka 120 tes per alat itu dari estimasi bahwa setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas sehingga satu jam dapat mentes 20 orang dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam,” sambung Prof. Kuwat yang dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Ristekbrin.go.id.

Apabila distribusi GeNose C19 dilakukan tepat sasaran yaitu di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian lainnya termasuk di rumah sakit tentu akan membantu.

Termasuk ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19.  Namun, pada tahap ini tidak memungkinkan pengadaan GeNose C19 untuk keperluan pribadi.

Baca Juga: Dua Pemain Manchester United Dikritik Lambat dalam Pertandingan Melawan Wolves

Tim berharap bila ada 1.000 unit kelak, maka akan mampu mengetes sebanyak 120 ribu orang sehari.

Karena dengan adanya 10 ribu unit (sesuai target di akhir bulan Februari 2021) maka Indonesia akan menunjukkan jumlah tes Covid-19 per hari terbanyak di dunia yakni 1,2 juta orang per hari.

Dengan kemampuan mengetes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan.

Baca Juga: Jose Mourinho Jadikan Diego Costa Sebagai Prioritas Transfer Tottenham

Prof. Kuwat berharap, dengan pengetesan sebanyak itu, rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus.

Untuk mendukung hal itu,bpemerintah didukung lima industri konsorsium melakukan pembuatan masal GeNose C19.

Nantinya biaya tes dengan GeNose C19 cukup murah hanya sekitar Rp15-25 ribu. Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya.

Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan nafas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.***

 

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: ristekbrin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah