BERITAMAJALENGKA - Langkah Partai Nasdem yang menggandeng Cak Imin (Muhaimin Iskandar) Ketum PKB, sebagai Bacawapres Anies Baswedan, dinilai sebagai langkah yang diluar prediksi Pilpres 2024 selama ini.
Pengamat Politik dari Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Unpad, Firman Manan menjelaskan bahwa situasi hari ini diluar prediksi.
"Inilah partai di Indonesia, koalisi itu tidak ada yang abadi, sama dengan idiom tak ada teman abadi tak ada musuh abadi, yang ada kepentingan yang abadi, " jelasnya, Jumat 1 September 2023.
Baca Juga: Mohon Maaf Anies Baswedan Tak Hanya Baliho Yang Dicopot, Video dan Gambar di Medsos Pun Kami Hapus
Firman melihat, langkah dari Nasdem ini sebagai langkah berani ditengah ketidakpastian siapa Bakal Cawapres di dua Koalisi, baik di Koalisi Prabowo ataupun di Koalisi Ganjar.
"Dengan situasi ini, Nasdem mencoba mengambil langkah dengan Cak Imin, dimana sebelum nya Nasdem sudah memberikan sinyal bahwa siapa Bacawapres Anies itu harus yang bisa menguatkan dan menguasai Jatim atau basis NU. Saat itu nama yang muncul Ibu Khofifah, namun ini rupanya dilihat sebagai peluang oleh Cak Imin untuk melakukan komunikasi dengan Nasdem " jelas Firman.
Secara aturan pengusungan partai di Pilpres, PKB dan Nasdem memenuhi parlementary threesold 20 persen.
Baca Juga: Seluruh Spanduk Anies di Jabar Dicopot Serentak Kader Demokrat, Pasca Anies Khianati Partai Demokrat
"Memenuhi PT 20 persen, aturan pengusungan Pilpres 2024," jelasnya.
Dengan situasi hari ini, dua Koalisi bubar karena langkah Nasdem dan PKB.
"Koalisi pertama Koalisi KKIR yang berubah menjadi Koalisi Indonesia Maju, saat PAN dan Golkar gabung ke Prabowo, lalu Koalisi Perubahan yang sebelumnya ada Demokrat dan PKS, dipastikan bahwa Demokrat dengan situasi ini akan mengambil langkah keluar dari Koalisi perubahan, " jelasnya.
Baca Juga: Baim Wong Raup Omzet Rp600 Juta dalam 2 Jam Saat Jajal Shopee Live Perdananya
Seperti diketahui, Kamis 31 Agustus 2023, Nasdem dan Anies Baswedan mengumumkan bahwa Bacawapres Anies, yakni Muhaimin Iskandar dari PKB.
Keputusan sepihak ini, dinilai Demokrat sebagai pengkhianatan. Bahkan kader Demokrat langsung bergerak melakukan pencopotan baliho, di sejumlah daerah.
Seperti yang terjadi di Jabar, seluruh kader demokrat di Jabar turun mencopot baliho Anies Baswedan.