Peristiwa 1 Agustus: Meninggalnya IJ Kasimo, Pejuang Kemerdekaan dan Pendiri Partai Katolik

1 Agustus 2022, 09:30 WIB
Peristiwa 1 Agustus: Meninggalnya IJ Kasimo, Pejuang Kemerdekaan dan Pendiri Partai Katolik /Freepik/pch.vector

BERITA MAJALENGKA - Peristiwa bersejarah 1 Agustus hari ini adalah meninggalya Ignatius Joseph Kasimo, pejuang kemerdekaan dan pendiri Partai Katolik.

Tepatnya ia meninggal pada tanggal satu Agustus 1986 pada usia 86 tahun di Jakarta.

Dilansir Berita Majalengka dari Utara Times pada Minggu, 31 Juli 2022, IJ Kasimo panggilan akrabnya, ia lahir di Yogyakarta tanggal 10 April 1900.

Baca Juga: Tanggal 1 Agustus Memperingati Hari Apa? Simak Berikut Peristiwa Yang Terjadi Selama Ini

Ia adalah salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga adalah salah seorang pendiri Partai Katolik Indonesia.

Jabatan lain yang dipegangnya adalah beberapa kali menjabat sebagai menteri pasca Indonesia merdeka. Ia juga yang memberi contoh teladan bahwasanya berpolitik dengan pengorbanan tanpa pamrih.

Jalan politiknya selalu menggunakan prinsip yang harus tetap dipegang kuat serta menjunjung tinggi motto salus populi supremalex. Yaitu berarti kepentingan rakyat, hukum tertinggi, yang merupakan cermin dari etika berpolitik yang nyaris klasik dari dalam dirinya.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat “Hari Asi Sedunia” Cocok untuk di Sosial Media: Whatsapp, Instagram, Twitter

Kasimo adalah anak kedua dari sebelas bersaudara. Orang tuanya bernama Dalikem dan Ronosentika, seorang prajurit Keraton Yogyakarta, juga seorang tokoh yang memperjuangkan hak-hak orang terjajah.

Maka sedari kecil Kasimo dididik orang tuanya sesuai tradisi keraton. Dengan demikian, ia merasakan dan paham benar cara hidup keraton yang kesemuanya berpusat pada Sultan.

Kasimo Hendrowahyono adalah satu dari sekian pendiri partai politik Katholik Djawi yang kemudian hari berganti nama menjadi Perkumpulan Politik Katholik di Jawa.

Baca Juga: Meli Dedi Dipanggil BNN Karena Menyanyikan Lagu Sikok Bagi Duo, Berikut Lirik Lagu dan Terjemahannya

Lalu berganti nama lagi menjadi Partai Politik Katolik Indonesia (PPKI) yang kelak pada tahun 1949 IJ Kasimo yang diangkat sebagai ketua umumnya.

Sebagai anggota dari PPKI, Kasimo awalnya ditunjuk sebagai anggota Volksraad pada periode tahun 1930 - 1942. Ia ikut terlibat menandatangani petisi Soetardjo yang berisi menginginkan Hindia Belanda merdeka.

Di masa awal kemerdekaan, PPKI yang dilarang oleh Jepang diaktifkan kembali atas ide Kasimo dan berganti nama menjadi Partai Katolik Republik Indonesia.

Baca Juga: Romantis! Lirik Lagu Terbaru Rizky Febian Ditujukan Untuk Sang Kekasih, Berjudul Aminlah Bersamaku

Pada periode tahun 1947-1949 ia menjabat sebagai Menteri Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Juga dalam kabinet peralihan atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo.

Di masa ketika Agresi Militer II, Kasimo bersama menteri lain yang tidak dikurung Belanda bergerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Kemudian ketika kembali ke Yogyakarta Kasimo mencetus kerja sama dari seluruh partai Katolik Indonesia untuk kemudian bersatu menjadi Partai Katolik.

Baca Juga: Banggakan Indonesia, Arsy Hermansyah Kantongi 6 Medali Emas dan 2 Perunggu Dalam Pencarian Bakat di Amerika

Pada masa Republik Indonesia Serikat (RIS), Kasimo menjabat sebagai wakil Republik Indonesia dan kemudian sesudah RIS dilebur sebagai anggota DPR.

Kasimo meneguhkan pendiriannya untuk menolak gagasan Nasakom yang ditawarkan oleh Bung Karno saat itu.

Ia juga menolak kabinet yang dicetus Soekarno dan terdiri dari empat partai pemenang pemilu 1955, yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.

Baca Juga: Update Harga Emas Pegadaian, Antam Stabil UBS Naik Dijual Mulai dari Rp 511.000

Saat itu Masyumi dan Partai Katolik Indonesia adalah yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di kabinet.

Kasimo meninggal pada Jum’at Kliwon, 1 Agustus 1986 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.

Atas jasa-jasa dan perjuangannya, Kasimo diberikan anugerah Bintang Ordo Gregorius Agung dari Paus Yohanes Paulus II dan diangkat menjadi Ksatria Komandator Golongan Sipil dari Ordo Gregorius Agung.

Sementara itu oleh pemerintah Indonesia, ia kemudian diangkat menjadi Pahlawan Nasional.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: Utara Times

Tags

Terkini

Terpopuler