Tak Cukup 3 M, Mendagri Tito Karnavian: Saya Tidak Sreg Betul, Memang Harusnya 4M

19 Desember 2020, 07:51 WIB
Mendagri, Tito Karnavian /Kemendagri

PR MAJALENGKA - Dalam upaya memutus mata rantai penularan Covid-19, pemerintah telah mengimbau masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan.

Salah satunya dengan menerapkan 3 M, yakni Mencuci tangan, Menggunakan Masker, dan Menjaga jarak.

Namun imbauan 3 M tersebut menurut Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian ternyata tidak cukup.

Baca Juga: Habib Luthfi Diangkat Menag Menjadi Penasihat Pelaksana Tugas, Staf Kemenag: Dia Ulama Kharismatik

Perlu ditambah lagi dengan anjuran 1 M, yakni Menghindari kerumunan.

Hal itu diungkapkan Tito saat menjadi pembicara dalam ajang penghargaan Innovative Government Award (IGA) 2020, Jumat 18 Desember 2020.

Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari kanal Youtube Badan Litbang Kemendari, Tito mengaku kerap menerima keluhan terait penggunaan ternimologi 3 M.

Baca Juga: Teddy Tuntut Putri Delina Perhatian pada Adiknya, Sule: Adik Tiri Gak Sedarah, yang Kuat Itu Sebapak

“Saya sering dikomplain, mohon maaf, dengan bahasa 3 M. Saya tidak sreg betul, maunya 4 M, memang harusnya 4 M,” ujarnya.

Dia mengatakan, jika menghidari kerumunan selama pandemi Covid-19 sering dilupakan oleh banyak pihak dan paling dilakukan dalam bergai kegiatan.

“Yang paling bahaya ini nih, ya kerumunan ini. Jadi harus menghindari kerumunan,” ucap mantan Kapolri tersebut.

Baca Juga: Jangan Salah Gosok Gigi Pagi Hari, Sebelum atau Setelah Sarapan? Simak Waktu yang Tepat Menurut Ahli

Menurut Tito, Mendagri sudah menerapkan 4 M dalam setiap kegiatan yang digelar, contohnya gelaran Pilkada kemarin.

Mendagri mengubah peraturan dalam kampanye yang semula rapat umum dihadiri banyak orang, menjadi rapat terbatas dengan dihadiri maksimal 50 orang.

Kerumunan lain yang kerap terjadi menurut Tito adalah menyampaikan pendapat di muka umum atau demonstrasi.

Baca Juga: Nirina Zubir dan Ernest Cokelat Terpapar Covid-19, Menjawab Pertanyaan Netizen Sebelumnya

Demonstrasi yang menyebabkan kerumunan itu menjadikan pelacakan penularan Covid-19 sulit untuk dilakukan jika massa aksi ada yang positif Covid-19.

“Demo harus dilakukan, tapi harus adaptif dengan situasi pandemi, demo yang sampe ribuan menjadi super spreader, menyabarnya menjadi sangat besar sekali,” ujarnya.

“Menurut saya batasi saja 50 orang, seperti saya membatasi Pilkada kemarin,” tandasnya.***

Editor: Asytari Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler