Harga Kedelai Meroket, Ini yang Dilakukan Produsen Tahu dan Tempe di Majalengka

- 5 Januari 2021, 10:25 WIB
Pengusaha Tahu dan Tempe di Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Majalengka mengeluhkan kenaikan harga Kedelai di pasaran
Pengusaha Tahu dan Tempe di Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Majalengka mengeluhkan kenaikan harga Kedelai di pasaran //Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Andra Adyatama/

Karena lonjakan harga kedelai yang hampir 50 persen, para pegawai pabrik kini hanya memproduksi 2 kwintal per hari.

Sebelum harga kedelai mengalami kenaikan, para pegawainya bisa mengolah kedelai hingga 3 kwintal per hari.

Baca Juga: Buruan Lamar! Trusmi Group Buka Lowongan Pekerjaan untuk S1 dan SMA

Kenaikan harga kedelai tidak berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe di Kabupaten Majalengka.

Namun hal itu berdampak pada perusahaan yang menanggung kerugian.

“Ruginya ya karena kedelai naik, sedangkan tempe tahunya kan tidak bisa naik,” ujarnya.

Baca Juga: 8 Bahan Makanan yang dapat Bantu Bersihkan Rumah, Teh dapat Dijadikan untuk Mengepel

Jika harga kedelai terus naik, kemungkinan para produsen tempe dan tahu di Kabupaten Majalengka akan berhenti produksi sementara.

Sementara itu, seperti yang diberitakan sebelumnya, harga tempe dan tahu di pasar tradisional wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mengalami kenaikan sejak hari Minggu, 3 Januari lalu.

Kenaikan harga tersebut bervariatif sampai 20 persen.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Portal Majalengka


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah