Peneliti Temukan Tingkat Stress Seseorang Dapat Diukur dari Kotoran Telinga, Simak Penjelasannya

8 November 2020, 19:49 WIB
Ilustrasi stress /cedars.sinai

PR MAJALENGKA - Peneliti menemukan hasil terbaru dalam studi yang dilakukan dalam Jurnal Heliyon pada 2 November 2020 lalu.

Penelitian ini mengungkap seberapa berat stress yang dialami seseorang lewat kotoran telinga mereka.

Dikutip majalengka.pikiran-rakyat.com dari Antaranews dan RRI, penelitian dilakukan kepada 37 orang partisipan, oleh para peneliti Andes Herane Vives dan rekannya di University College London’s Institute of Cognitive Neuroscience and Institute of Psychiatry, kortisol lebih terkonsentrasi pada kotoran telinga dibandingkan rambut.

Baca Juga: Nostalgia Masa Kecil, 8 Kartun Zaman Dulu yang Selalu Menemani Hari Libur Sekolah, Mana Kesukaanmu?

Kortisol sendiri merupakan hormon penting yang melonjak saat seseorang mengalami stress dan menurun saat mereka rileks.

Hormon tersebut dapat meningkat dengan konsisten saat seseorang mengalami depresi dan cemas.

Menurut peneliti, kotoran pada telinga lebih stabil dan tahan terhadap kontaminasi bakteri.

Baca Juga: 7 Tanaman dan Tumbuhan Pemakan Hewan, Butterworth Bunga Cantik yang Ternyata Miliki Lem Bahaya

Hal tersebut membuat kotoran telinga sample dapat dikirim ke laboratorium dengan mudah.

Tak hanya itu, kotoran telinga juga dapat menyimpan catatan tingkat kortisol selama berminggu-minggu.

Menurut partisipan metode penelitian teknik usap atau swab, lebih nyaman dari metode lain.

Baca Juga: Jennifer Lawrence Rayakan Kemenangan Joe Biden yang Resmi Terpilih Menjadi Presiden Amerika Serikat

Selain swab, ada metode penelitian lain yang menggunakan air liur, darah, dan rambut.

Namun beberapa sample hanya dapat menangkap sesaat, serta kortisol berfluktuasi secara signifikan sepanjang hari.

Bahkan alat yang digunakan untuk pengambilan sampel dapat meningkatkan tingkat stres partisipan, seperti jarum suntik, dengan demikian dapat meningkatkan kadar kortisol.

Baca Juga: 6 Tanaman Hias Pengusir Nyamuk Alami yang Paling Ampuh, Cegah Demam Berdarah yang Mematikan

Sementara jika menggunakan sampel rambut memang hasilnya dapat memberikan gambaran singkat tentang kortisol, akan tetapi biaya yang dikeluarkan sangat mahal.

Sebelumnya pemeriksaan menggunakan kotoran telinga juga memakai jarum suntik, untuk itulah Herane-vives beserta rekannya mengembangkannya menggunakan teknik swab, yang tidak akan menimbulkan stres.

“Setelah studi percontohan yang berhasil ini, jika perangkat kami dapat diteliti lebih lanjut dalam uji coba yang lebih besar, kami berharap dapat mengubah diagnosis dan perawatan bagi jutaan orang dengan depresi atau kondisi terkait kortisol seperti penyakit addison dan sindrom cushing, dan kemungkinan dengan kondisi lainnya,” ujar para peneliti.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: RRI ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler