3 Dampak yang Didapatkan Otak ketika Seseorang Depresi, Salah Satunya Peradangan

27 Januari 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi depresi. /pexels.com/Kat Jayne

PR MAJALENGKA – Hampir sebagian besar orang di dunia pernah merasakan depresi.

Rata-rata depresi dialami oleh orang yang berumur 20 tahun keatas.

Banyak sekali edukasi agar dapat mengatasi depresi. Diketahui karena depresi telah banyak orang meninggal dengan cara bunuh diri, hal tersebut karena merasa tidak kuat menanggung masalah yang ada.

Baca Juga: 3 Masalah Kesehatan jika Anak Bernapas Melalui Mulut ketika Tidur, Berdampak pada Jantung

Diperkirakan 16,2 juta orang dewasa di Amerika Serikat pernah merasakan depresi pada tahun 2016.

Meskipun depresi dapat mempengaruhi seseorang secara psikologis, depresi juga berpotensi mempengaruhi struktur fisik di otak.

Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari healthline.com, berikut beberapa dampak depresi kepada fisik seseorang.

Baca Juga: Stranger Things: Gaten Matarazzo Ungkap Musim Baru akan Lebih Menakutkan dari Sebelumnya!

1. Penyusutan Otak

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa bagian otak tertentu bisa berkurang pada orang yang mengalami depresi.

Para peneliti terus memperdebatkan bagian otak mana yang dapat menyusut karena depresi dan seberapa banyak.

Tetapi penelitian terbaru menunjukkan bahwa hipokampus, thalamus, amigdala, frontal, korteks dan prefrontal merupakan bagian otak yang terpengaruhi karena depresi.

Jumlah penyusutan area ini terkait dengan tingkat keparahan dan lamanya depresi berlangsung.

Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Masih Bisa Terpapar Covid 19? Ini Penjelasan dr Reisa

Misalnya pada hipokampus, perubahan nyata dapat terjadi di mana saja dari 8 bulan hingga satu tahun selama satu periode depresi atau beberapa periode tetapi lebih pendek.

Dipercaya ketika satu bagian otak menyusut, begitu pula fungsi yang terkait dengan bagian tertentu itu.

Misalnya, korteks prefrontal dan amigdala bekerja sama untuk mengontrol respons emosional dan pengenalan isyarat emosional pada orang lain.

Hal ini dapat mengalami penurunan empati pada individu yang mengalami depresi.

Baca Juga: Godzilla vs Kong Rilis Trailer Pertama, Sajikan Cuplikan Apik Antara Kedua Monster Legendaris

2. Peradangan Otak

Ada juga hubungan baru yang dibuat antara peradangan dan depresi. Namun, masih belum jelas apakah peradangan menyebabkan depresi atau sebaliknya.

Tetapi peradangan otak selama depresi dikaitkan dengan jumlah waktu seseorang mengalami depresi.

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa orang yang depresi selama lebih dari 10 tahun menunjukkan peradangan 30 persen lebih banyak dibandingkan dengan orang yang depresi dalam waktu yang lebih singkat.

Baca Juga: Menjaga Kedaulatan RI Dua Prajutit TNI Gugur, Setelah Kontak Senjata dengan KKB Papua

Karena peradangan otak dapat menyebabkan sel-sel otak mati, hal ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti penyusutan, penurunan fungsi neurotransmitter, dan berkurangnya kemampuan otak untuk berubah seiring bertambahnya usia (neuroplastisitas)

Hal tersebut dapat menyebabkan disfungsi pada pengembangan otak, pembelajaran, daya ingat. Dan suasana hati.

3. Pembatasan Oksigen

Depresi telah dikaitkan dengan berkurangnya oksigen dalam tubuh. Perubahan ini mungkin disebabkan oleh perubahan pernapasan yang disebabkan oleh depresi.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Resmikan Tol Trans Sumatra, Disambut Hujan di Palembang

Tetapi mana yang lebih dulu dan penyebabnya masih belum diketahui.

Secara keseluruhan, otak sangat sensitif terhadap pengurangan oksigen yang dapat menyebabkan peradangan, cedera sel otak, dan kematian sel otak.

Seperti yang telah kita pelajari, peradangan dan kematian sel dapat menyebabkan sejumlah gejala yang terkait dengan perkembangan, pembelajaran, ingatan, dan suasana hati.

Bahkan hipoksia jangka pendek dapat menyebabkan kebingungan. Perawatan yang tepat dapat meningkatkan sirkulasi oksigen.***

 

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Health Line

Tags

Terkini

Terpopuler