1 Agustus Lahirnya Pencetus Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan, Berikut Profil Singkatnya

- 1 Agustus 2022, 09:13 WIB
Ilustrasi / 1 Agustus Lahirnya Pencetus Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan, Berikut Profil Singkatnya
Ilustrasi / 1 Agustus Lahirnya Pencetus Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan, Berikut Profil Singkatnya //IST/Net/

BERITA MAJALENGKA - Tepat hari ini, 1 Agustus lahir seorang ulama besar Indonesia. Pencetus berdirinya salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah.

Pada 1 Agustus 1868 bertempat di kampung Kauman Yogyakarta, kyai Ahmad Dahlan lahir ke dunia serta diberi nama Muhammad Darwis oleh ayahnya K.H. Abu Bakar.

Sebagai sosok yang melalui perantara kontribusinya tetap berpengaruh hingga sekarang, Berita Majalengka mengutip dari PWMU.Co pada Senin, 1 Agustus 2022, akan mengulas profil singkatnya.

Baca Juga: Kumpulan Ucapan Selamat “Hari Asi Sedunia” Cocok untuk di Sosial Media: Whatsapp, Instagram, Twitter

Darwis kecil sebutan kyai Ahmad Dahlan dahulu ketika masih anak-anak tidak bersikap eksklusif meskipun ia anak pemuka agama di masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Ayahnya adalah seorang imam dan khatib terkemuka disana.

Sebagian besar masa kecilnya dihabiskan di kompleks Kauman serta sosok Ayah dan Ibunya memberikan pengaruh yang luar biasa untuk perkembangan intelektualnya.

Setiap sore menjelang atau seusai mengaji, Ahmad Dahlan kecil terbiasa menyempatkan dirinya bermain-main dengan teman-temannya di halaman Masjid Gedhe Kauman.

Baca Juga: Romantis! Lirik Lagu Terbaru Rizky Febian Ditujukan Untuk Sang Kekasih, Berjudul Aminlah Bersamaku

Mengingat status kedua orang tuanya yang memiliki akses di Keraton Yogyakarta dan juga pemangku agama terkemuka, maka Masjid Gedhe Kauman seolah bagaikan rumah kedua bagi Ahmad Dahlan kecil.

Ahmad Dahlan merupakan keturunan kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang dari Walisongo. Sejak masa kanak-kanak ia dikenal menaruh perhatian yang besar kepada agama, ia juga mudah bergaul serta mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

Ketika usianya menginjak tujuh tahun, Ahmad Dahlan belajar di sebuah pesantren, disana ia tidak hanya sekedar belajar mengaji, namun juga pengetahuan agama dan bahasa Arab.

Baca Juga: Banggakan Indonesia, Arsy Hermansyah Kantongi 6 Medali Emas dan 2 Perunggu Dalam Pencarian Bakat di Amerika

Kemudian pada 1883, saat berusia 15 tahun, ia berangkat ke Mekkah untuk berhaji sekaligus melanjutkan menimba ilmu selama lima tahun.

Gurunya turut senang karena ia termasuk murid yang cerdas dan juga pandai bergaul.

Nama Muhammad Darwis berubah menjadi Ahmad Dahlan tatkala pada tahun 1888 ketika ia pulang berhaji dari Mekkah, sebagaimana lazimnya pada masa itu, namanya kemudian berganti menjadi Ahmad Dahlan.

Baca Juga: Masuki Bulan Muharram, Berikut Sejarah Puasa Tasu'a dan Asyura Beserta Niat dan Dalil Lengkap

Ia kemhali lagi ke tanah suci pada tahun 1902 dengan tujuan yang sama seperti sebelumnya kecuali berhaji, ia aktif menambah ilmu dan pengalaman.

Pemikiran-pemikiran tokoh pembaharu Islam seperti Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Rasyid Ridha menjadi santapannya sehari-hari.

Pada tahun 1904, Ahmad Dahlan kembali ke tanah air dan tetap aktif memperdalam pengetahuannya. Ia berguru ke ulama-ulama terkenal, seperti yang berfokus dalam ilmu falak ia belajar kepada Syaikh Jamil Jambek di Bukittinggi.

Baca Juga: Berpuasa Asyura 10 Muharram Tapi Tidak Didahului Puasa Tasua 9 Muharram, Berikut Penjelasan Buya Yahya

Ahmad Dahlan memiliki cita-cita pembaharuan dalam penyebaran Islam. Ia pernah berkata bahwa kemunduran Islam di Indonesia berasal dari masyarakat sendiri. Ajaran lama masih kuat dianut.

Bercampur-baur dengan kepercayaan lain, sehingga ajaran Islam yang murni menjadi pudar dan kabur.
Tanggal 18 November 1912, kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah. Muhammadiyah berarti umat Nabi Muhammad SAW. Muhammadiyah adalah persyarikatan yang bergerak dalam bidang agama, pendidikan, dan sosial.

Ketika kyai Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, ia sangat terinpirasi oleh ayat ini Ali-Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.

Baca Juga: Satu Amalan Istimewa Versi Bulan Muharram, dari Ustadz Adi Hidayat

Selana hidupnya, kyai Ahmad Dahlan mengorbankan waktu, tenaga, dan hartanya melalui gerakan dakwah Muhammadiyah. Sepeninggal dirinya, telah banyak organisasi otonom (ortom) Muhammadiyah yang berdiri serta amal usaha berupa sekolah, panti asuhan, dan rumah sakit.

Kyai Ahmad Dahlan meninggal pada usia 55 tahun, pada tanggal 23 Februari 1923 di Yogyakarta. Presiden Soekarno lalu memberikan gelar Pahlawan Nasional pada 1961 kepada pencetus berdirinya Muhammadiyah tersebut.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: PWMU


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah