Kenapa Idul Adha NU dan Muhammadiyah Berbeda? Ini dia Perbedaan Indonesia dan Arab

- 4 Juli 2022, 09:55 WIB
Hari Raya Idul Adha rutin diperingati umat Islam pada 10 Dzulhijjah.
Hari Raya Idul Adha rutin diperingati umat Islam pada 10 Dzulhijjah. /Pixabay/Konevi/


“Waktu orang wukuf tanggal berapa, delapan apa sembilan? Jadi waktu orang wukuf di tanggal sembilan Dzulhijjah,” ujar Ustadz Adi Hidayat.

Maka, kata Ustadz Adi Hidayat, kalau di satu tempat, atau satu negara sudah masuk ke tanggal 9 Dzulhijjah, sekalipun tidak sama dengan tempat orang wukuf di Arab Saudi, maka sudah harus menunaikan puasanya.

“Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya. Jelas ya,” katanya.

“Misal mohon maaf pemerintah kita menetapkan waktu misalnya, awal Dzulhijjah beda dengan Saudi, misal. Karena zonanya, misalnya ada perbedaan tertentu, dalam hal tertentu, kondisi tertentu, misal saja," sambung Ustadz Adi Hidayat.

Jadi dapat disimpulkan kata Ustadz Adi Hidayat, yang diikuti adalah waktu.

“Maka yang diikuti saat puasa Arafah itu bukan ikut ke yang wukuf, bukan waktu Saudi, tapi waktu di sini. Karena zona itu bisa berbeda,” jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Piala Presiden 2022: PSIS Semarang vs Arema FC dan PSS Sleman vs Borneo FC

Ustadz Adi Hidayat menegaskan, ulama-ulama di Arab Saudi bahkan sudah memberikan fatwa jika di suatu negara zona waktunya berbeda jauh yang bisa melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara itu yang diikuti.

“Kecuali kalau waktunya dekat, sekitaran teluk, gitu kan, UAE, Qatar, bahkan kami sampai ke Libya. Itu kalau Saudi musim haji, sudah ikut waktu Saudi, ya. Nggak ribut-ribut lagi. Kecuali cukup agak jauh seperti kita saat ini di beberapa tempat,” ujarnya.

“Jelas ya. Jadi nanti kalau pemerintah menetapkan waktu, misal bersamaan Alhamdulillah. Kalau tidak ikuti waktu kita,” tegas Ustadz Adi Hidayat.***

Halaman:

Editor: Zalfah Alin Syarif

Sumber: Portal Sulut


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah