Kenapa Idul Adha NU dan Muhammadiyah Berbeda? Ini dia Perbedaan Indonesia dan Arab

- 4 Juli 2022, 09:55 WIB
Hari Raya Idul Adha rutin diperingati umat Islam pada 10 Dzulhijjah.
Hari Raya Idul Adha rutin diperingati umat Islam pada 10 Dzulhijjah. /Pixabay/Konevi/


Sedangkan di tanah air, penetapan hari raya Idul Adha 1443 Hijriah jatuh pada Minggu 10 Juli 2022.

Ustadz Adi Hidayat pun memberikan pernyataan tegas soal perbedaan penetapan waktu Idul Adha 1443 Hijriah ini.

Melansir dari kanal YouTube Surau Kita, pada Senin 4 Juli 2022, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, Nabi Muhammad SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah.

“Nabi SAW pernah ditanya tentang puasa di hari Arafah. Hari Arafah itu tanggal berapa? Sembilan. Ingat ya suka agak keliru, sebagian orang mengatakan shoum arafah. Kalau cuma disebutkan, Nabi mengatakan syiam Arafah puasa Arafah,” katanya.

“Arafah itu menunjuk pada momentumnya, ya momentum orang wukuf. Jadi kalau bahasanya puasa Arafah, maka enggak ada penafsiran,” sambung Ustadz Adi Hidayat.

Jadi, kata Ustadz Adi Hidayat kalau berpatokan pada momentum wukuf, maka umat muslim di seluruh dunia melaksanakan puasa bersamaan dengan orang yang wukuf.

“Jadi begitu di Saudi wukuf sekarang, kita ikut puasanya di hari itu. Jelas ya, itu kalau tidak menggunakan 'Yaum',” katanya.

Baca Juga: Kenapa Dilarang Memotong Kuku dan Rambut Saat Ingin BerQurban, Simak Penjelasannya

Menurut Ustadz Adi Hidayat, jika menggunakan kata 'Yaum’ (menunjuk pada waktu) artinya bukan ikut momentum wukuf tapi mengikuti waktunya.

“Maksudnya apa? Hadits ini ingin menegaskan, puasa ini dilakukan, bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya,” tegas Ustadz Adi Hidayat.

Halaman:

Editor: Zalfah Alin Syarif

Sumber: Portal Sulut


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah