Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Berikan 4 Upaya Pencegahan Kasus Stunting Anak Kepada Masyarakat

- 23 November 2020, 13:45 WIB
ILUSTRASI Stunting: Rektor UI menjelaskan untuk capai penurunan angka stunting, perlu adanya kolaborasi dari pemerintah, masyarakat, lembaga dan kampus.
ILUSTRASI Stunting: Rektor UI menjelaskan untuk capai penurunan angka stunting, perlu adanya kolaborasi dari pemerintah, masyarakat, lembaga dan kampus. //DOK. PIKIRAN RAKYAT/Pikiran Rakyat

PR MAJALENGKA - Kasus stunting pada anak juga terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Kemenkes.go.id, stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan otak dan tubuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. 

Kondisi ini membuat anak lebih pendek dari normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir.

Baca Juga: Belum Sempat Daftar? Masa Pendaftaran Lomba Website Aksara Sunda Diperpanjang, Simak Info Lengkapnya

Dalam penanganan kasus stunting di Kabupetan Garut, sedikitnya ada 4 upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Jabarprov.go.id, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kabid Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, dr Tri Cahyo Nugroho mengatakan, upaya pertama pencegahan stunting yakni terkait asupan gizi yang baik.

“Kita melihat bahwa stunting itu tidak tiba-tiba karena definisi stunting adalah kurang gizi kronis, maka kita harus merunut kebelakang mengapa bayi-bayi balita itu bisa menjadi stunting, di situ ketemulah bahwa pencegahan stunting harus di mulai minimal sejak ibu itu hamil," kata dr Tri Cahyo Nugroho.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Bareskrim Polri, Ridwan Kamil: Kalau Indonesia Mau Selamat, Taati Pemerintah

"Ketika ibu itu hamil maka seorang ibu harus cukup gizinya karena gizi yang dimakan oleh ibu tentunya akan dimakan juga oleh bayinya,” imbuhnya.

Lanjut dr Tri, upaya kedua pencegahan stunting adalah pola asuh yang benar.

Tidak asal mengasuh saja, tetapi juga harus memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. 

Baca Juga: Penuhi Panggilan Bareskrim Polri, Ridwan Kamil: Kalau Indonesia Mau Selamat, Taati Pemerintah

“Sebenarnya begitu mudah, cuman masyarakat kita pola asuhnya ibu yang bekerja lupa. Ada istilahnya harus memerah ASI (Air Susu Ibu) jadi kadang stunting lahir terus tidak dikasih ASI eksklusif, jadinya stuntingnya agak menetap,” terangnya.

Menurut dr Tri, upaya ketiga adalah melaksanakan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi.

“Harus juga poin ketiga itu dijaga kesehatannya dengan imunisasi, percuma saja kita kasih gizi yang bagus tetapi anaknya sakit-sakitan. Nah biar tidak sakit-sakitan tentunya imunisasinya harus lengkap,” lanjutnya.

Baca Juga: Update Covid-19 di Jawa Barat per 22 November, Terkonfirmasi Naik 364 dan Tak Ada Kasus Kematian

Lau Tri menyampaikan upaya keempat pencegahan stunting adalah terciptanya lingkungan yang sehat dan bersih.

“Biar tidak sakit-sakitan lagi ini salah satunya ada intervensi lingkungan," tutur dr Tri.

Selain itu, mencontohkan kondisi jamban apa sehat atau belum, kebiasaan keluarganya dalam mencuci tangan dengan rapih.

Baca Juga: Jalan Kembali Dibuka, Warga Sukarame Cianjur Diungsikan untuk Antisipasi Terjadinya Longsor Susulan

"Jangan sampai gizinya bagus, tangannya tercemar, jambannya masih belum sehat, akhirnya anaknya masih sakit-sakitan, dan cacingan,” tandasnya. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Jabarprov.go.id kemenkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah