Tiongkok Diduga Pakai Senjata Gelombang Mikro untuk Paksa Mundur Tentara India di Himalaya

- 20 November 2020, 12:27 WIB
Ilustrasi pesawat tempur.
Ilustrasi pesawat tempur. /pexels/Pixabay

PR MAJALENGKA – Ada pernyataan tentang tentara Tiongkok menggunakan senjata gelombang mikro untuk memaksa tentara India mundur dalam pertempuran di Himalaya.

Senjata yang diibaratkan ‘microwave’ itu membuat tentara India sakit parah selama pertempuran di Himalaya.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Dailymail.co.uk, pernyataan itu dikatakan oleh seorang profesor.

Baca Juga: Ridwan Kamil Penuhi Undangan Bareskrim Polri Terkait Dugaan Pelanggaran Protokol Kesehatan

Senjata elektromagnetik yang menyerang jaringan manusia dari pasukan musuh seolah ‘mengubah puncak gunung menjadi oven microwave’.

“Hal itu membuat tentara India muntah-muntah,” kata pakar studi internasional Jin Canrong kepada murid-muridnya di Beijing.

Gelombang mikro mempersenjatai molekul air panas dengan cara yang sama seperti peralatan dapur.

Baca Juga: Terjadi Lonjakakan Kasus Covid-19 di Tokyo, Jepang Beri Peringatan Dini

Cara kerjanya menargetkan air di bawah kulit manusia dan menyebabkan peningkatan jumlah rasa sakit ke target dari jarak hampir satu kilometer, tepatnya 965 meter.

Jin memuji pasukan Tiongkok karena melaksanakan langkah untuk membuat mundur pasukan India tanpa melanggar larangan tembakan di sepanjang perbatasan yang disengketakan.

Ini adalah penggunaan senjata ‘microwave’ pertama yang diketahui di medan perang.

Baca Juga: 4 Tahun Hiatus, Kim Bum Ceritakan Perannya di Drama ‘Tale Of The Nine Tailed’

Jin memberi tahu murid-muridnya bahwa dalam waktu 15 menit setelah senjata dikerahkan, mereka yang ada di puncak bukit semuanya mulai muntah.

“Mereka tidak bisa berdiri, jadi mereka melarikan diri. Begitulah cara kami merebut kembali tanah di sana,” ucapnya.

“Pasukan Tiongkok memutuskan untuk menggunakan senjata itu karena ketinggiannya terlalu tinggi untuk melawan tim spesialis pendaki gunung Tibet,” kata Jin menambahkan.

Baca Juga: 4 Tahun Hiatus, Kim Bum Ceritakan Perannya di Drama ‘Tale Of The Nine Tailed’

Tembakan dilarang sesuai perjanjian lama, meskipun ada tembakan peringatan pada bulan September dalam baku tembak yang kedua belah pihak saling menyalahkan.

Sementara Amerika Serikat (AS) telah mengembangkan senjata seperti gelombang mikro, dugaan penggunaan Tiongkok dengan senjata gelombang mikro mungkin yang pertama di dunia.

Senjata ini juga diharapkan berguna dalam pengendalian massa.

Baca Juga: Para Orang Tua Harus Tahu, Inilah Tips Cara Kenali dan Kembangkan Bakat Anak

Cara kerjanya memanaskan air di bawah kulit manusia ke suhu yang menyakitkan dan memaksa orang keluar dari area tersebut.

Sensasi itu pernah dijelaskan dalam jurnal medis setara dengan menyentuh bola lampu yang panas.

Paparan radiasi yang berlebihan juga dapat menyebabkan sakit kepala, mual, dan muntah.

Baca Juga: Berapa Biaya Menikah Di Majalengka? Wedding Organizer Lazuardi Ungkap Estimasi yang Dipersiapkan

Senjata gelombang mikro Poli WB-1 milik Tiongkok pertama kali dipamerkan pada tahun 2014 dan diperkirakan akan dipasok ke angkatan laut Tiongkok.

Alat-alat tersebut dikenal sebagai senjata ‘microwave’ karena memiliki efek yang mirip dengan jenis oven, meski secara teknis, radiasinya berbentuk gelombang millimeter bukan gelombang mikro.

Ada kecurigaan bahwa senjata serupa digunakan pada personel diplomatik AS yang secara misterius jatuh sakit di Tiongkok dan Kuba dalam serangkaian insiden yang dimulai tahun 2016.

Baca Juga: Hati-hati, Konsumsi Garam Berlebih Ternyata Bisa Pengaruhi Tingkat Kesuburan Pria

Berita tentang dugaan penggunaan senjata itu di Himalaya muncul ketika Tiongkok dan India membahas cara mengurangi ketegangan di perbatasan pegunungan itu.

Kedua negara yang bertetangga itu telah mengerahkan puluhan ribu tentara sejak ketegangan meletus pada bulan Juni.

India mengatakan 20 tentaranya tewas dalam perkelahian malam hari dan diperkirakan hingga 900 tentara yang terlibat.

Baca Juga: Bingung Cari Tempat Magang dan Kerja, 6 Tips Ini Bisa Bantu Kamu Mendapat Pekerjaan di Masa Pandemi

Sementara, Tiongkok mengakui adanya korban tetapi tidak memberikan angka yang pasti.

“Post-mortem menunjukan bahwa alasan utama kematian adalah tenggelam dan sepertinya mereka jatuh dari ketinggian ke air karena cedera kepala,” kata seorang pejabat India.

Kedua belah pihak saling menyalahkan karena memprovokasi konflik.

Sementara AS memihak India dengan mengucapkan belasungkawa kepada tentara yang gugur.

Baca Juga: Bertabur Bintang, Lee Dong Wook hingga Rain Terpilih Sebagai ‘Men of the Year 2020’ Majalah GQ Korea

Berdasarkan rencana dalam pertemuan para komandan tertinggi Jumat lalu.

Kedua belah pihak akan mundur dari kawasan Danau Pangong Tso yang diperebutkan dan membentuk zona penyangga.

Kedua negara berperang pada tahun 1962, dan keduanya terus mengklaim wilayah ribuan mil persegi. ***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah