PR MAJALENGKA – Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama mengatakan bahwa ia merasa “terganggu” oleh para tokoh senior Partai Republik yang merusak demokrasi karena mengajukan klaim tak berdasar dari Trump tentang adanya kecurangan Pilpres AS 2020.
Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Aljazeera dari CBS News yang melakukan wawancara dengan Obama.
Obama mengatakan pihak Trump tampak termotivasi dan tidak mengakui kekalahan.
Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Kamu Harus Mencintai Libra, Romantis hingga Berusaha Hindari Konflik
“Saya lebih bermasalah dengan fakta bahwa pejabat Republik lainnya yang jelas tahu, lebih baik setuju dengan ini. Ini adalah satu langkah lagi dalam mendelegitimasi, bukan hanya pada pemerintahan Biden yang akan datang, tetapi demokrasi secara umum. Dan itu berbahaya,” ujar Obama.
Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Rembang Bicara, secara terang-terangan Obama membidik retorika Trump yang terkesan memecah belah, dan kebiasaan Trump men-tweet teori konspirasi.
"Dengan Joe dan Kamala di pucuk pimpinan, Anda tidak akan harus memikirkan hal-hal gila yang mereka (Trump dan jajarannya) katakan setiap hari," ujar Obama.
Baca Juga: Demi Membangkitkan Sektor Pariwisata, 2 Area di Jabar Direncanakan Jadi Kawasan Ekowisata
Obama juga berbicara mengenai perilisan memoar barunya yang berjudul A Promised Land yang akan dirilis Selasa, 17 November 2020.