Perang Laut China Selatan Memanas, Wilayah Sengketa Diperkuat dengan Kehadiran Militer Tiongkok

- 21 Desember 2020, 16:32 WIB
Ilustrasi kapal perang China.
Ilustrasi kapal perang China. /nytimes

PR MAJALENGKA - Gambar satelit menunjukkan Tiongkok sedang meningkatkan pangkalan angkatan lautnya dalam rangka menunjukan kehadirannya di Laut China Selatan.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, keadaan di Laut China Selatan semakin tegang setelah ada manuver-manuver yang berpotensi pecahnya perang antara Tiongkok dan AS.

Tidak hanya konfrotasi terhadap AS, Tiongkok juga menyulut situasi tegang dengan negara tetangganya Taiwan.

Baca Juga: Inggris Putuskan Lockdown Setelah Temukan Virus Corona Jenis Baru, 70 Persen Lebih Menular!

Ancaman diantar antara Tiongkok, negara tetangganya, dan AS semakin meningkat ketika terlihat adanya penguatan kehadiran militer Tiongkok di wilayah sengketa.

Dalam gambar tersebut terlihat adanya perkembangan hanggar di sebuah pangkalan udara di Sanya, di pantai selatan Hainan.

Dari gambar itu juga menunjukkan pengembangan dok yang menjadi lebih besar untuk menempatkan kapal induk.

Baca Juga: Tesiar Kabar Direkomendasikan Gibran ke Kemensos Jadi Vendor Bansos, Begini Tanggapan PT Sritex

Selain itu, adanya lokasi dermaga yang digunakan sebagai tempat pemberhentian kapal perang.

Terlihat juga dermaga dari angkatan laut Tiongkok yang mampu meluncurkan berbagai jenis helikopter untuk menargetkan kapal musuh, pasukan darat atau kapal selam.

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari express.co.uk, dermaga yang mulai dibangun pada tahun 2016, akan cukup besar untuk kapal induk super Type-003 baru Tiongkok yang sangat besar.

Baca Juga: Indonesia Lawyers Club Berhenti Tayang, Haikal Hassan Akan Buat Program Serupa

Kapal selam, termasuk nuklir, dan armada besar yang berbasis di Hainan yang terus direnovasi menunjukkan keinginan kuat Tiongkok untuk menopang pertahanan di wilayah tersebut.

Helikopter Harbin Z-9 yang dikerahkan dari pangkalan menembakkan rudal anti-kapal ke sasaran yang disimulasikan dalam latihan pada hari Jumat.

Melihat pergerakan tersebut Taiwan, tetangga kecil yang diklaim Tiongkok kedaulatannya, telah meluncurkan sebuah kapal perang baru yang dijuluki ‘pembunuh kapal induk’.

Baca Juga: Pesawat Lion Air JT-173 Tergelincir di Bandara Radin Inten II, Lion Air Ungkap Penyebabnya

Kapal Ta Chiang itu yang dikatakan akan aktif pada Juli, dipersenjatai dengan peluru kendali subsonik dan supersonik sehingga mampu menargetkan kapal-kapal Tiongkok.

Kapal terebut telah diresmikan di Galangan Kapal Lungteh di Yilan pada hari Rabu di bawah pengawasan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen.

Lalu ada Kapal Tuo Chiang Class tipe korvet yang merupakan kapal perang kelas terkecil.

Baca Juga: Staf Kedubes Jerman Datangi Markas FPI, Kemenlu RI Minta Klarifikasi Resmi dan Sampaikan Protes

Kapal tersebut memiliki fitur rudal anti-pesawat, sistem senjata jarak dekat Phalanx, dua senapan mesin, dan dua tabung torpedo.

Tetapi media pemerintah Tiongkok, Global Times, mengklaim itu semua tidak sebanding dan tidak akan menyulitkan kekuatan militernya.

Taiwan juga telah mulai membangun delapan kapal selam tempur baru, yang akan mulai beroperasi pada akhir 2024.

Baca Juga: Menko PMK Jamin BPOM Bekerja Profesional Demi Pastikan Keamanan dan Efektivitas Vaksin Covid-19

Untuk lebih membantu pengembangan militer Taiwan yang sebagian besar untuk menekan ancaman Tiongkok.

Pemerintahan Trump telah memasok 11 paket senjata ke negara kepulauan itu, senilai $5 miliar pada tahun 2020.

Hal ini telah memicu ancaman berulang kali dari Tiongkok.

Baca Juga: Tottenham vs Leicester, Gol Bunuh Diri hingga Tendangan Penalti Lengkapi Drama Minggu ke-14

Pekan lalu, militer Tiongkok mendesak AS untuk segera membatalkan proyek penjualan senjata ke Taiwan. Selama kedua negara adidaya ini terus saling memberi peringatan.

Kolonel Senior Ren Guoqiang, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional TIongkok (MND), menanggapi soal penjualan pertahanan AS terbaru ke Taiwan yang menelan biaya $280 miliar.

Kolonel Senior, Ren Guoqiang mengatakan, penjualan terbaru merusak perdamaian dan stabilitas di seluruh Selat Taiwan.

Baca Juga: Ada Christmas Pie, Berikut 5 Rekomendasi Hidangan yang Bisa Kamu Sajikan di Hari Natal

Pernyataan Ren ini bertepatan dengan kapal-kapal angkatan laut AS memasuki perairan yang diikuti dengan pelatihan baku tembak ‘unscripted’ oleh angkatan laut Tiongkok.

“Setiap upaya menggunakan Taiwan untuk menahan China oleh AS pasti akan gagal,” ucap Ren Guoqiang.

Dalam hal ini Tiongkok dengan tegas menentang penjualan senjata AS ke Taiwan dan mendesak AS untuk segera membatalkan proyek penjualan senjata ke Taiwan.

Baca Juga: Sambil Menangis, Rohimah Alli Akhirnya Blak-blakan Alasannya Cerai dari Kiwil

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS mengatakan mereka telah memasok Taiwan dengan Sistem Komunikasi Informasi Lapangan (FICS).

FICA ini berguna untuk membantu memodernisasi kemampuan komunikasi militer Taiwan.

Lalu, Pada bulan Oktober, AS menyetujui penjualan senjata senilai $1,8 miliar ke Taiwan, termasuk peluncur roket, sensor, dan artileri.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah