Ilmuwan Tekankan Upaya Vaksinasi Covid-19 Secara Global dalam Kurun Waktu Satu Tahun

30 Maret 2021, 10:23 WIB
Ilustrasi vaksin Covid-19 AstraZeneca. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

PR MAJALENGKA - Para ilmuwan di dunia menekankan upaya vaksinasi Covid-19 secara global sangat dibutuhkan untuk menetralkan ancaman virus yang lebih besar.

Setidaknya membutuhkan waktu selama satu tahun untuk melihat keefektifan vaksin Covid-19 generasi pertama, apakah diperlukan modifikasi dan formulasi terhadap vaksin tersebut.

Hal ini tidak lain adalah mencegah ancaman variasi virus yang lebih menular, mematikan, dan rentan terhadap vaksin.

Baca Juga: Jelang Tayang di Indonesia, Simak Sinopsis Film The Box yang Diperankan Chanyeol EXO

Menurut People's Vaccine Amnesty International, Oxfam, dan UNAIDS, melakukan survei terhadap 77 ilmuwan dari 28 negara, hampir dari sepertiganya menunjukkan data kerangka waktu kemungkinan sembilan atau kurang.

Pemberian vaksinasi yang rendah secara masih di berbagai negara, mengkibatkan mutasi yang lebih kebal terhadap vaksin.

Hal itu dikatakan oleh 88 persen responden yang bekerja di berbagai institusi terkenal, seperti John Hopkins, Universitas Yale, Imperial College, London School of Hygine & Tropical Medicine dan Universitas Edinburg.

Baca Juga: 3 Zodiak Beruntung Minggu ini 29 Maret-4 April 2021, Kompak Dipenuhi dengan Cinta!

"Mutasi baru muncul setiap hari. Terkadang mereka menemukan ceruk yang membuat mereka lebih cocok dari pendahulunya," ungkap Greg Gonsalves, Professor Universitas Yale dikutip PikiranRakyat-Majalengka.com dari The Guardian.

Professor Greg menembahkan, varian baru ini dapat menularkan secara lebih efisien, dan memiliki potensi kekebalan terhadap lebih tinggi dibandingkan jenis sebelumnya.

Menurut Professor Greg, varian baru Covid-19 dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi, mengusahakan agar tubuh menerima banyak mutasi yang menghasilkan varian baru, dengan begitu diperlukan suntikan penguat untuk mengatasinya.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Jerman vs Makedonia Utara, Die Mannschaft Incar Kemenangan Ketiga dari The Red L

Dalam perkembangannya saat ini, perusahaan Pfizer/BioNTech dan juga Moderna telah melakukan pendekatan mRNA, yang dapat disesuaikan hanya butuh waktu cepat.

Tetapi yang terpenting saat ini, vaksin tersebut harus mampu dijangkau oleh negara-negara tertinggal, mengingat rangkaian pembuatan vaksin ini lebih mahal dan membutuhkan penyimpanan dengan suhu khusus.

Sementara itu, negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat dan Inggris telah membagikan paling sedikit satu dosis vaksin kepada lebih dari seperempat populasi negara itu dan mengamankan ratusan juat pasokan.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022: Jerman vs Makedonia Utara, Die Mannschaft Incar Kemenangan Ketiga dari The Red L

Akan tetapi, negara seperti Afrika Selatan dan Thailand untuk saat ini belum berhasil memvaksinasi satu persen populasi mereka, dikarenakan beberapa negara belum memberikan dosis pertama.

Covax (lembaga bantuan vaksin global) mengharapkan dapat memasok vaksin kepada setidaknya 27 persen populasi negara berpenghasilan rendah untuk tahun ini.

Max Lawson, ketua People's Vaccine Alliance, mengatakan, negara kaya memiliki urgensi untuk memberikan vaksin pada populasi negara tertinggal.

"Sebaliknya, kami memiliki Covax yang menargetkan kepada 27 persen populasi pada akhir tahun jika kami dapat mengelolanya," ungkapnya mengakhiri.***

Editor: Asytari Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler