Penerbangan Indonesia Disorot Setelah Sriwijaya Air Kecelakaan, Disebut Paling Mematikan di Dunia

11 Januari 2021, 11:05 WIB
Pesawat Sriwijaya Air SJY 182 rute Pontianak-Jakarta hilang kontak hanya 4 menit setelah bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.* /Flightradar24

PR MAJALENGKA – Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak menjadikan penerbangan Indonesia disorot dunia.

Dilansir Majalengka.pikiran-rakyat.com dari reuters.com, Sriwijaya Air SJ-182 yang membawa 62 orang jauh ke laut pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Kejadian tersebut terjadi setelah pesawat Sriwijaya Air lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Juga: Dugaan 'Settingan' Blusukan Mensos Risma dengan Dua Tuna Wisma Terungkap, Ini Faktanya

Jatuhnya pesawat tersebut menjadikan kecelakaan penerbangan ketiga di Indonesia hanya dalam waktu enam tahun.

Sebelum kecelakaan tersebut, terdapat 697 kematian di Indonesia dalam satu dekade terakhir termasuk pesawat militer dan pribadi.

Indonesia menjadi pasar penerbangan paling mematikan di dunia mengalahkan Rusia, Iran, dan Pakistan menurut database Aviation Safety Network.

Baca Juga: 8 Syarat Penumpang Kereta Api di Masa Pandemi, Tidak Boleh Makan dan Berbicara!

Kecelakaan Sriwijaya Boeing Co 737-500 itu menyusul hilangnya Lion Air 737 MAX pada Oktober 2018 serta jatuhnya AirAsia Indonesia Airbus SE A320 pada Desember 2014.

Jatuhnya Lion Air yang menewaskan 189 orang merupakan kejadian luar biasa karena mengungkapkan masalah yang dasar pada pesawat.

Peristiwa tersebut menjadi pukulan telak untuk produsen pesawat ternama, Boeing.

Baca Juga: Pesawat Sriwijaya Air Hilang Kontak, Ramalan Mbak You Soal Kecelakaan Pesawat Terbukti?

Indonesia merupakan negara kepulauan sangat bergantung pada perjalanan udara dan masalah keselamatannya menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh maskapai.

Maskapai kewalahan untuk mengimbangi permintaan perjalanan udara di negara-negara berkembang.

Pada 2017 hingga 2018, Uni Eropa melarang maskapai penerbangan Indonesia menyusul serangkaian kecelakaan dan laporan pengawasan dan pemeliharaan yang memburuk.

Baca Juga: 6 Tahapan Seleksi CPNS 2021, Calon Peserta Wajib Tahu!

Amerika Serikat menurunkan evaluasi keselamatan Indonesia menjadi kategori 2, yang berarti sistem peraturannya tidak memadai, antara tahun 2007 dan 2016.

Padahal penilaian keselamatan udara Indonesia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir dan menerima evaluasi yang baik dari badan penerbangan Perserikatan Bangsa-Banga (PBB) pada tahun 2018.

"Kecelakaan hari Sabtu tidak ada hubungannya dengan MAX, tetapi Boeing sebaiknya memandu Indonesia karena memiliki keselamatan udara yang tidak tetap untuk memulihkan kembali kepercayaan pada industri penerbangan,” ujar Shukor Yusuf selaku Kepala Konsultan Penerbangan di Malaysia Endau Analytics dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari reuters.com.

Baca Juga: 5 Manfaat Rasa Takut, Ternyata Bisa Buat Kamu Lebih Sehat

Pihak yang berwenang menemukan perekam data penerbangan jet Sriwijaya dan perekam suara kokpit pada Minggu, 10 Januari 2021.

Para ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui faktor kecelakaan dan pihak yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat yang hampir berumur 27 tahun itu.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler