Cegah Laju Penyebaran Covid-19, Pemerintah Brazil Beli Vaksin dari 5 Perusahaan

24 November 2020, 12:07 WIB
Ilustrasi vaksin.* /Pixabay.com/fernandozhiminaicela

PR MAJALENGKA – Brazil menjadi salah satu negara yang memiliki kasus Covid-19 terbanyak di dunia.

Saat ini, Brazil menduduki peringkat ke-3 terbanyak kasus Covid-19, di bawah Amerika Serikat dan India.

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Worldometers, hingga Senin, 23 November 2020, kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi di Brazil telah menembus angka 6 juta.

Baca Juga: Jelang Hari Libur Nasional, Pemerintah Portugal Melarang Perjalanan Domestik dan Liburkan Sekolah

Tercatat per harinya, yang terkonfirmasi bertambah hingga lebih dari 18.000 kasus dengan data pasien yang meninggal per hari mencapai 181 orang.

Sehingga, total akumulasinya mencapai 169.197 orang meninggal dunia akibat Covid-19.

Selain menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah terpaparnya Covid-19, pertahanan dari dalam tubuh pun diperlukan yakni vaksin.

Baca Juga: Video Musik BTS Life Goes On Dapat Respon Positif, Jungkook: Emosi yang Ingin Saya Ungkapkan Adalah

Di Brazil pada 22 November 2020, Kementerian Kesehatan telah menandatangani letter of intent (LOL) yang sifatnya tidak mengikat untuk membeli vaksin Covid-19 dari empat perusahaan dan sebuah sovereign wealth fund asal Rusia

Sehingga, pembelian apapun nantinya akan bergantung pada persetujuan regulator negara.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Reuters, para pejabat telah bertemu pada minggu lalu bersama perwakilan Pfizer Inc, Bharat Biotech India, the Russian Direct Investment Fund, Moderna Inc dan Janssen, merupakan sebuah unit dari Johnson & Johnson.

Baca Juga: Demi Mendorong Banyak Kelahiran, Tiongkok Akan Membuat Kebijakan Baru

Kementerian Brazil mengatakan, Departemen Hukum Dan Teknis sedang menganalisis dokumen yang disajikan oleh lima perusahaan tersebut dan menentukan cara terbaik untuk membeli vaksin pada saat yang tepat.

Pemerintah Brazil memiliki kontrak untuk menjamin akses ke 142.900.000 dosis vaksin Covid-19 yang dapat mengimunisasi sepertiga penduduk Brazil.

Sedangkan di Sao Paulo, otoritas lokalnya telah menandatangani kesepakatan dengan China Sinovac Biotech Ltd untuk menguji serta memproduksi vaksin secara lokal.

Baca Juga: Setelah 6 Hari, Akhirnya Korea Selatan Laporkan Adanya Penurunan Kasus Covid-19

Namun, Presiden Brazil Jair Bolsonaro merupakan seorang pengkritik lama Tiongkok justru menolak vaksin tersebut, karena dianggap tidak dapat dipercaya dan tanpa memberikan bukti yang jelas.

Sejauh ini, pemerintah Brazil telah menandatangani untuk mendapatkan pasokan dari perusahaan vaksin yang dikembangkan oleh AstraZeneca PLC.

Dilansir Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Aljazeera, AstraZeneca telah melakukan uji coba dan hasilnya berkisar antara 62 dan 90 persen dapat melawan virus Covid-19, bergantung pada dosis vaksin.

Baca Juga: Sekjen PBB Mengingatkan Bahwa Dunia Berada di Jurang Kehancuran Finansial Akibat Covid-19

“Kemanjuran dan keamanan vaksin akan sangat efektif untuk melawan Covid-19 dan akan berdampak langsung pada keadaan darurat kesehatan masyarakat,” ujar kepala eksekutif AstraZeneca, Pascal Soriot.

Vaksin tersebut telah diuji klinis AZD1222 di Inggris dan Brazil, hasil menunjukkan jika vaksin tersebut efektif melawan Covid-19.

Dalam laporan pengujian, tidak ada peserta yang dirawat inap atau kasus penyakit parah.

Baca Juga: Mulai Membaik, Rodrigo Duterte Izinkan Tenaga Medis Filipina Bekerja Ke Luar Negeri

Selain itu, vaksi AstraZeneca dianggap lebih praktis, karena dapat disimpan pada suhu 2 hingga 8 derajat.

Berlawanan dengan vaksin Pfizer yang harus pada suhu minus 70 derajat.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters worldometers

Tags

Terkini

Terpopuler