Kisah Sedih Densus 88, Diangkat Jadi Film Sayap Sayap Patah

- 15 Agustus 2022, 14:40 WIB
Kisah Sedih Densus 88, Diangkat Jadi Film Sayap Sayap Patah
Kisah Sedih Densus 88, Diangkat Jadi Film Sayap Sayap Patah /sayapsayappatahfilm/Instagram/

BERITA MAJALENGKA - Industri perfilman Indonesia terus meluncurkan karya yang berkualitas.

18 Agustus 2022 mendatang, akan tayang di bioskop Indonesia, sebuah film yang diangkat dari kisah sedih Densus 88.

Tragedi ini terjadi berkisar 8 Mei 2018 silam yang menewaskan lima polisi dan satu tahanan.

Film itu bertajuk Sayap Sayap Patah yang dibintangi oleh Nicholas Saputra dan Ariel Tatum.

Film ini disutradarai oleh Rudi Soedjarwo, ia juga sebagai sutradara Film Ada Apa dengan Cinta?

Baca Juga: Sinopsis Film Soekarno, Salah Satu Film tentang Kemerdekaan Indonesia yang Wajib Ditonton

Sedangkan produser Film Sayap Sayap Patah adalah Denny Siregar, ia merupakan seorang aktivis media sosial dan penulis.

Berikut Berita Majalengka sajikan sebuah kisah sedih Densus 88 yang diangkat jadi Film Sayap Sayap Patah, hal tersebut dituturkan Denny Siregar di kanal YouTube 2045.

Pada saat itu sebuah sel di markas Komando Brimob di Depok Kelapa Dua jebol.

150-an narapidana teroris yang ada di sana menyandera para anggota Densus 88 yang sedang bertugas.

Mako Brimob itu sebenarnya bukan markas Densus 88 kebetulan aja dipinjam untuk titip tahanan teroris yang ditangkap di seluruh Indonesia.

Baca Juga: 3 Daftar Film tentang Kemerdekaan Indonesia, Cocok Untuk Rayakan 17 Agustus

Karena jumlah teroris yang ditangkap lebih banyak dari besarnya kapasitas sel.

Situasi Itu dimanfaatkan oleh para teroris untuk menjebol sel penjara mereka. Situasi yang tidak terduga dan berlangsung begitu cepat.

Para teroris menguasai penjara dan memberitahukan paralon wolf untuk merapat ke Mako Brimob lewat Hp petugas yang mereka rebut.

Kemudian berbondong-bondong para simpatisan mereka datang dari seluruh daerah menuju Mako Brimob untuk balas dendam.

Pada peristiwa itu lima orang anggota Densus 88 yang sedang melakukan
pengawasan di area sekitar penjara disandera dan gugur dengan proses yang kejam.

Baca Juga: HUT Provinsi Jawa Tengah dan Peristiwa Penting di Tanggal 15 Agustus

“Saya nggak bisa menceritakan bagaimana proses gugurnya mereka karena memang begitu kejamnya,” ujar Denny Siregar.

Sedangkan ada dua anggota lagi, yang satunya wanita yang akhirnya bisa diselamatkan meski dengan luka-luka.

Menurut Denny Siregar yang menarik baginya adalah cara polisi menangani situasi itu pada saat mendengar ada beberapa anggotanya yang gugur dalam penjara.

Bisa dibayangkan kemarahan mereka para polisi di luar, mereka ingin segera masuk dan membebaskan kawan-kawannya.

Tapi kalau mereka lakukan maka kemungkinan akan banyak korban dari pihak teroris yang bisa mereka glorifikasi ke publik bahwa polisi melakukan pembantaian.

Baca Juga: Gratis! Inilah 10 Link Twibbon Terbaru Hari Ulang Tahun Provinsi Jawa Tengah ke-72

“Saya kebayang ya emosi para anggota polisi yang ada di luar antara gemas marah bahkan juga sedih apalagi ketika mendengar berita gugurnya kawan-kawan mereka,” kata Denny.

Di dalam para polisi itu bersenjata lengkap dan bisa saja mereka masuk dengan Arogan.

Tapi itu tidak mereka lakukan karena dampak publisitasnya akan buruk sekali.

Pada akhirnya sesudah 36 jam berlalu, polisi bisa menguasai situasi dan menangkapi para teroris di dalam yang membuat kerusuhan.

Dalam kejadian ini, daripihak teroris yang tewas hanyalah satu orang karena dia nekat.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Berkibarlah Bendera Negeriku’ yang Dipopulerkan oleh Gombloh, Lagu Legendaris dari Masa ke Masa

Ratusan teroris lainnya menyerah dan mereka keluar dengan Pengawalan. Para teroris itu akhirnya diberi makan dan minum.

“Dan Kalau nggak salah ya langsung dibawa ke Nusakambangan pakai bus dan tiga tahun kemudian atau lebih tepatnya tahun 2002,16 orang teroris di Mako Brimob itu dihukum mati oleh pengadilan karena sudah berbuat
sangat keji kepada anggota Densus 88,” kenang Denny.

Kisah yang terjadi pada 2018 silam itu, terdapat kisah-kisah yang tidak terpublikasikan.

Pada akhirnya Denny Siregar mencoba mengangkat kisah tersebut dalam Film Sayap-Sayap Patah.

Film sayap-sayap patah ini tidak mengeksploitasi kebrutalan dari para
teroris itu.

Baca Juga: 5 Keistimewaan Kota Madinah, Berikut Penjelasannya

Namun, justru kisah kehidupan anggota Densus 88 yang bertugas dan bagaimana keluarga mereka bersikap dalam situasi yang penuh tekanan.

Banyak orang tidak tahu karena memang dirahasiakan, karena memang sudah ketentuannya serpet itu.

Banyak anggota Densus 88 yang gugur di medan tugas dan mungkin beberapa dari mereka hilang waktu ia menjalankan tugas.

Perlu diingat bahwa tugas Densus 88 itu bukan hanya sekedar menangkapi teroris saja.

Tapi ada tugas yang lebih berat dari hal itu seperti menyamar dan masuk ke lingkaran dalam para teroris.

Baca Juga: Inilah Profil Salman Rushdie, Sosok Penulis Ayat-ayat Setan yang Ditikam di Atas Panggung

Meski film berbicara ini tentang orang-orang yang berprofesi sebagai Polisi, tapi tidak dibangun dengan konsep laga atau heroisme anggota kepolisian.

“Tapi berbicara tentang kemanusiaan tentang kisah cinta dan tekanan yang
dihadapi keluarga Densus 88 yang tidak pernah diungkap ke publik,” ucap Denny.

Betapa berbahayanya tugas mereka di medan perang. Orang hanya mendengar hasil akhir bahwa Densus 88 berhasil menangkap teroris.

Tapi jarang mendengar proses mereka sebelum berhasil mengungkap kejahatan.

Film sayap-sayap patah ini akan berbicara tentang kisah hidup manusia
yang akan membuka tabir sulitnya berprofesi sebagai anggota polisi.

Baca Juga: Penasaran Siapa Saja yang Jadi Pemeran Film Sayap Sayap Patah? Salah Satunya Nicholas Saputra

Terutama Densus 88 yang bisa berpisah dari keluarganya selama berbulan-bulan.

Dan akhirnya pulang hanya namanya saja tanpa diketahui publik karena tugas mereka begitu rahasianya.

“Itulah kenapa saya geram ketika ada orang-orang, ada para politikus yang terus menggaungkan #bubarkan Densus 88, mereka enggak mau mengerti betapa beratnya profesi itu,” imbuh sang produser Film Sayap Sayap Patah.

Denny Siregar juga mengingatkan bahwa dalam waktu beberapa tahun
belakangan ini, tidak pernah mendengar ada bom besar mengancam.

Itulah tugas yang dilakukan Densus 88 untuk membuat negara ini aman dari ancaman teroris.***

Editor: Rina Rahadian Susana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah