“Pesawat itu sampai tahun-tahun 1930, 1940 pun kalau dia di-maintanance dengan baik masih bisa digunakan,” tutur Vincent.
Pesawat yang berumur tua masih bisa digunakan tetapi akan menghasilkan dana perbaikannya yang lebih besar.
Baca Juga: Penerbangan Indonesia Disorot Setelah Sriwijaya Air Kecelakaan, Disebut Paling Mematikan di Dunia
“Pesawat itu dinyatakan stop service ketika maintanance cost itu kebanyakan itu sudah melebihi dari kemampuan airline untuk me-maintanance,”ujar Vincent.
Maskapai memutuskan memberhentikan suatu pesawat ketika sudah tidak sesuai dengan pemasukan yang didapatkan karena beban perbaikan yang terlalu besar.
“Pesawat semakin baru ini semakin efisien, tapi bukan berarti pesawat baru ini artinya tidak akan jatuh,” tutur Vincent.
Baca Juga: Dugaan 'Settingan' Blusukan Mensos Risma dengan Dua Tuna Wisma Terungkap, Ini Faktanya
Vincent juga mengatakan bahwa umur pesawat tidak bisa menjadi patokan keselamatan penumpangnya.
Sriwijaya Air mempunyai catatan yang bagus dan belum pernah ada kejadian yang fatal sebelum peristiwa jatuhnya pesawat tersebut terjadi.
Vincent sendiri akan bersedia menerbangkan pesawat yang dikategorikan tua dengan perawatan yang bagus.