3. Menggunakan Frasa atau Ungkapan Tertentu
Baca Juga: Link Live Streaming Man Utd vs West Ham di Liga Inggris, Marcus Rashford Bermain?
Seorang pakar bernama Dan Neuharth, Ph.D., MFT mengungkapkan ada sejumlah frasa atau ungkapan tertentu yang bisa ditandai sebagai permintaan maaf palsu sebagai berikut:
“Kamu tahu saya ...” ungkapan ini sebenarnya ingin meyakinkan kamu bahwa tidak ada lagi hal yang perlu dirisaukan. Contohnya, “Kamu tahu saya tidak serius melakukannya,”.
“Saya sudah ...” ungkapan ini mencoba untuk menyelesaikan bahwa tidak perlu lagi ada yang dibicarakan dan tidak perlu ada lagi yang harus dimaafkan. Contohnya, “Saya sudah meminta maaf untuk hal ini berkali-kali,”.
Baca Juga: Paula Verhoeven Hamil Lagi, Baim Wong akan Beri Give Away Berhadiah Mobil
“Saya meminta maaf karena kamu ...” ungkapan ini hanya ingin melakukan pengalihan kesalahan sehingga menjadikan kamu jadi sumber masalah itu sendiri. Contohnya, “Saya meminta maaf karena kamu merasa seperti itu,”
“Sepertinya saya ...” ungkapan ini seolah mengisyaratkan permintaan maaf namun tidak benar-benar ingin melakukannnnya. Contoh “Saya pikir saya harus meminta maaf,”.
Namun dari semua ungkapan, frasa yang paling tidak pantas diucapkan adalah, “Maaf, oke!” hal ini karena baik secara permintaan maaf dari segi kata maupun bunyinya tidak mencerminkan permintaan maaf yang tulus atau bahkan tidak terdengar sebagai sebuah permintaan maaf.
Baca Juga: Ngembak Geni, Rangkaian Terakhir Setelah Perayaan Hari Raya Nyepi yang Dilakukan Umat Hindu