Apa Benar Bumi Berputar Lebih Cepat Menyebabkan Efek Negatif? Berikut Penjelasan Ilmuan

- 7 Agustus 2022, 09:30 WIB
Apa Benar Bumi Berputar Lebih Cepat Menyebabkan Efek Negatif? Berikut Penjelasan Ilmuan
Apa Benar Bumi Berputar Lebih Cepat Menyebabkan Efek Negatif? Berikut Penjelasan Ilmuan /dailymail.co.uk/

BERITA MAJALENGKA – Bumi berputar lebih cepat, apa benar? Hal tersebut membuat para ilmuan cukup kebingungan.

Diketahui oleh para ilmuan, jika bumi berputar lebih cepat maka hal tersebut akan membuat hari lebih pendek.

Pada tanggal 29 Juni, rotasi penuh Bumi membutuhkan waktu 1,59 milidetik, kurang dari 24 jam, hari terpendek yang pernah tercatat.

Baca Juga: Kota Padang Ulang Tahun yang ke-353? Berikut Link Twibon yang Dapat Digunakan untuk Merayakan Acara Tersebut

Terdapat pengukuran baru oleh UK's National Physical Laboratory menunjukkan, bahwa Bumi saat ini berputar lebih cepat daripada setengah abad yang lalu.

Berdasarkan temuan di atas, para ilmuan telah memperingatkan bahwa, jika kecepatan rotasi terus meningkat, kita mungkin perlu menghilangkan satu detik dari jam atom kita. 

"Jika rotasi cepat Bumi berlanjut, itu bisa mengarah pada pengenalan detik kabisat negatif pertama,” kata astrofisikawan Graham Jones dikutip Berita Majalengka dari PikiranRakyat.com.

Baca Juga: Tanggal 7 Agustus Memperingati Hari Apa? Ternyata Ada Peringatan Hari Hutan Nasional, Berikut Penjelasanya

Detik kabisat negatif berarti jam kita melewati satu detik, yang berpotensi menimbulkan masalah bagi sistem TI.

Dampak detik kabisat negatif belum pernah diuji dalam skala besar, itu bisa berdampak buruk pada perangkat lunak yang mengandalkan pengatur waktu. 

Beberapa ahli percaya pencairan, dan pembekuan kembali lapisan es di gunung tertinggi di dunia, dapat berkontribusi pada kecepatan yang tidak teratur.

Baca Juga: Apa Saja Peran Ayah dalam Mendidik Anak Menurut Islam? Simak Penjelasannya

Efek kedua negatif dan konsekuensi potensialnya bergema kembali ke teori Y2K, di mana banyak yang percaya komputer tidak akan mampu menangani jam yang terus berdetak, hingga milenium baru.

Meskipun Y2K pada akhirnya terbukti tidak lebih dari sekadar cegukan dalam peradaban kita yang sangat terkomputerisasi, batasan pemrograman lain terdeteksi pada tahun 2014.

Sebagian besar server komputer menggunakan sistem yang sama yang menyimpan tanggal dan waktu dalam bilangan bulat 32-bit, yang menghitung jumlah detik sejak 1 Januari 1970, sering disebut sebagai waktu Epoch.

Baca Juga: Kisah Menarik Rabiah Al-Adawiyah, Sosok Sufi Perempuan yang Melegenda

Pada 19 Maret 2038, tepatnya 03:14:07 (waktu universal terkoordinasi) jam, akan mencapai angka terbesar yang dapat diwakili oleh bilangan bulat 32 bit.

Seperti adanya, kemungkinan besar banyak komputer tidak akan dapat membedakan antara tahun 2038 dan 1970. 

Namun, pada tahun 2038, banyak sistem 32-bit kemungkinan akan hangus atau diganti.

Infrastruktur kemungkinan akan menjadi masalah terbesar yang harus diperbaiki, tetapi merencanakan perubahan cukup jauh sebelumnya akan menghilangkan sebagian besar masalah utama yang berkaitan dengan masalah waktu dan tanggal dengan komputer.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x