Indonesia Menuju Kemandirian Riset dan Inovasi di Berbagai Bidang Nasional

6 Februari 2021, 13:50 WIB
Pesawat udara nirawak (PUNA). /Indonesia.go.id

PR MAJALENGKA- Tidak terasa sudah lebih dari sebelas bulan Indonesia mengalami masa pandemi Covid-19.

Masa pandemi ini justru menjadi momentum percepatan dan hilirisasi produk inovasi nasional.

Dikutip Majalengka.pikiran-rakyat.com dari Indonesia.go.id, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) merespons cepat penetapan Covid-19 sebagai pandemi global melalui pembentukan Konsorsium Riset dan Inovasi.

Baca Juga: Prediksi Ikatan Cinta Malam Ini: Aldebaran Tak Datang ke Persidangan, Rumah Tangga Andin Bubar?

Pembentukan ini berguna demi percepatan penanggulangan pandemi Covid-19.

Selain itu, Konsorsium Covid-19 bertujuan mensinergikan riset dan inovasi berbagai lembaga penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap).

Seperti Lembaga Pemerintah Nonkementerian (LPNK), perguruan tinggi, perusahaan swasta, dan BUMN.

Baca Juga: Link Live Streaming Aston Villa vs Arsenal, Aubameyang Kembali Perkuat The Gunners

Terbukti setelah tiga bulan sejak Indonesia dinyatakan terkena pandemi Covid-19, Maret 2020. Konsorsium ini menghasilkan sedikitnya 60 produk inovatif, guna menanggulangi pandemi Covid-19.

Pada Hari Kebangkitan Nasional Mei 2020, Presiden RI Joko Widodo sendiri yang meluncurkannya.

Pada tahun-tahun sebelumnya, kolaborasi academy, business, and government (ABG) atau kerap disebut triple helix dirasa belum optimal.

Baca Juga: Mulai 10 Februari 2021 Jadwal Perjalanan Kereta Api Berubah, Waktu Lebih Singkat dan Efisien

Khususnya untuk menghasilkan produk riset dan inovasi dinilai belum optimal dalam mendukung industri nasional, ketahanan sosial ekonomi masyarakat, atau berdaya saing di tingkat global.

Kepala BRIN, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) 2020-2024 akan berfokus pada peningkatan akselerasi ekosistem riset dan inovasi.

“Dalam rangka mewujudkan ekosistem riset dan inovasi, pendekatan triple helix akan tetap menjadi kunci,” ucapnya.

Baca Juga: Ulasan Ikatan Cinta Tadi Malam: Mama Sarah dan Elsa Mulai Panik

“Tugas pemerintah menjadi fasilitator yang harus mendekatkan dunia akademisi dan industri sehingga harapannya hilirisasi dan komersialisasi hasil riset dapat terwujud,” sambung Kepala BRIN.

Di luar penanganan Covid-19, BRIN juga tetap mewujudkan empat program Superprioritas Riset Nasional untuk mendukung pertahanan keamanan, ketahanan energi, dan pangan.

Program superprioritas itu adalah produksi pesawat nirawak kombatan PUNA MALE Elang Hitam, katalis Merah Putih, garam industri, dan pesawat angkut N219.

Baca Juga: UPDATE Pasien Covid-19 di Indonesia Pagi Ini, Sabtu 6 Februari 2021, Ada 11.749 Kasus Baru

Pesawat nirawak PUNA MALE digarap BPPT bersama Kemenhan sejak 2017. Uji coba purwarupa PUNA MALE sudah dilakukan beberapa kali sejak 2019.

Diharapkan pada Agustus 2021 sudah resmi digunakan.

Selain itu, teknologi katalis Merah Putih di Kilang Pertamina Dumai, Riau, merupakan kerja sama Pertamina dan ITB untuk mengolah bahan bakar nabati (bioenergi) dari kelapa sawit.

Baca Juga: Tak Kaget Saat Ayu Ting Ting Batal Menikah, Ivan Gunawan Beberkan Kondisi Sahabatnya: Dia Berjiwa Besar

Produk katalis ini mendukung program biodiesel/solar 100 persen (D-100). Sejak dikembangkan pada 2019, sudah berhasil memproduksi sebanyak 1.000 barel.

Sebagai upaya mengurangi impor garam industri dan menyerap garam petani, sejak 2019 BPPT menggandeng BUMN PT Garam untuk memproduksi garam industri dengan skala 40 ribu ton per tahun.

Semua itu untuk mewujudkan Prioritas Riset Nasional 2017-2045 sebagai ikhtiar kemandirian riset dan inovasi karya anak bangsa.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: indonesia.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler