Tiongkok Luncurkan Misi ke Bulan untuk Mengambil Sampel Batuan di Permukaan Bulan

24 November 2020, 12:25 WIB
Ilustrasi pesawat ruang angkasa.* /Pexels/Pixabay

PR MAJALENGKA – Tiongkok pada Selasa 24 November 2020 meluncurkan pesawat ruang angkasa robotik.

Pesawat itu diluncurkan untuk membawa kembali batuan dari bulan dalam upaya pertama guna mengambil sampel dari permukaan bulan sejak 1970-an.

Dikutip Majalengka.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.com, Long March-5, roket pembawa terbesar Tiongkok, diluncurkan pukul 4.30 padi waktu Beijing.

Baca Juga: 20 Januari 2021 Nanti, Twitter dan Facebook Akan Serahkan Akun Presiden Amerika Serikat ke Joe Biden

Peluncuran itu dilakukan di Wenchang Space Launch Center di pulau Hainan, Tiongkok selatan, membawa pesawat ruang angkasa, Chang'e-5.

Misi Chang'e-5 dinamai sesuai nama dewi bulan di Tiongkok kuno.

Misi ini berupaya mengumpulkan materi bulan guna membantu ilmuwan memahami lebih lanjut asal-usul pembentukan bulan.

Baca Juga: Dibantu Aplikasi, Pria Buta Ini Selesaikan Lari 5 Kilometer: Sungguh Emosional

Misi ini akan menguji kemampuan Tiongkok untuk memperoleh sampel dari luar angkasa, sebelum misi yang lebih kompleks.

CCTV, yang menyiarkan liputan langsung peluncuran ini, menunjukkan gambar staf Administrasi Luar Angkasa Nasional Tiongkok bergembira.

Mereka bertepuk tangan dan bersorak ketika pesawat ruang angkasa itu melalui atmosfer.

Baca Juga: Google Desain Ulang Aplikasi Google Pay, Promo Menarik Menunggu

Jika berhasil, misi tersebut akan menjadikan Tiongkok sebagai negara ketiga yang mengambil sampel bulan, bergabung dengan Amerika Serikat, dan Uni Soviet.

Saat memasuki orbit bulan, pesawat ruang angkasa itu akan mengerahkan sepasang kendaran ke permukaan bulan yaitu, pendarat, dan ascender.

Pendaratan akan berlangsung sekitar delapan hari, menurut Pei Zhaoyu, juru bicara misi tersebut.

Baca Juga: Mulai Januari 2021, Apple Akan Kurangi Bagi Komisi ke App Store

Wahana itu akan berada di permukaan bulan sekitar dua hari, sementara seluruh misi dijadwalkan memakan waktu sekitar 23 hari.

Rencananya, pendarat akan mengebor permukaan bulan, dengan lengan robotik yang menyendok tanah dan bebatuan.

Material ini akan dipindahkan ke kendaraan ascender, yang akan dibawa dari permukaan dan kemudian berlabuh dengan modul orbit.

Baca Juga: Kabar Gembira, Para Pengguna PS5 Sudah Bisa Mendesain Ulang Konsol Sesuai Keinginan

Sampel kemudian dipindahkan ke kapsul untuk perjalanan kembali ke bumi, dengan pendaratan di wilayah Mongolia.

“Tantangan besar ketika proses pengambilan sampel di permukaan bulan, lepas landas dari permukaan bulan, pertemuan dan berlabuh di orbit bulan, serta masuk ke bumi dengan kecepatan tinggi,” kata Pei.

“Kami dapat melakukan pengambilan sampel melalui penjelajahan keliling dan pendaratan di bulan, tetapi lebih intuitif untuk mendapat sampel guna melakukan penelitian ilmiah,” tambahnya.

Baca Juga: Twitter Luncurkan Fitur Baru “Cuitan Sesaat” yang Hilang Setelah 24 Jam

Tiongkok bertujuan untuk memiliki stasiun luar angkasa berawak permanen yang beroperasi sekitar tahun 2022.

Matt Siegler, ilmuwan peneliti di Institut Sains Planet di Arizona yang bukan bagian dari misi Chang'e-5, berpendapat tentang misi ini.

Menurutnya daerah vulkanik Mons Rumker di bulan tempat pesawat ruang angkasa itu akan mendarat di batuan yang berusia 1-2 miliar tahun.

Baca Juga: Tingkatkan Rasio Akses Internet Cepat Merata, Kominfo Resmikan 18 BTS 4G di Labuan Bajo

“Itu sangat muda untuk bulan yang sebagian besar sampel kami berusia 3,5 miliar tahun lebih,” kata Siegler dalam email.

Amerika Serikat telah mendaratkan 12 astronot di bulan dalam program Apollo selama enam penerbangan dari tahun 1969 hingga 1972, membawa batuan dan seberat 382 kg.

Uni Soviet juga berhasil mengerahkan tiga misi pengambilan sampel bulan pada tahun 1970-an.

Terakhir, Luna 24, mengambil 170 gram sampel pada tahun 1976 dari wilayah yang disebut Mare Crisium. ***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler