Kisah Haru dalam Kecamuk Perang Yarmuk yang Terjadi pada Bulan Jumadil Akhir

- 14 Desember 2023, 17:20 WIB
Ilustrasi perang Yarmuk
Ilustrasi perang Yarmuk /Siti nurhasanah/Tangkapan layat

BERITA MAJALENGKA – Simak kisah haru dalam kecamuk Perang Yarmuk yang terjadi pada bulan Jumadil Akhir.

Perang Yarmuk adalah perang antara Muslim Arab dan Kekaisaran Romawi Timur pada bulan Jumadil Akhir tahun 636.

Dinamakan Perang Yarmuk karena perang ini berlangsung di lokasi yang tidak jauh dari lembah Yordania yaitu Sungai Yarmouk.

Pasukan muslimin hanya berjumlah 45.000 orang, sedangkan pasukan Romawi berjumlah 240.000 orang yang menyebabkan pasukan muslimin menyerah begitu saja.

Baca Juga: Ceramah Ustadzah Oki Setiana Dewi, Tema: Jangan Sedekah Menggunakan Harta Sisa

Dalam perang ini, sekitar lebih dari 3.000 pasukan muslim mati syahid. Begitupun dengan tentara Romawi Timur yang justru lebih banyak memakan korban.

Namun tahukah kamu? Ada kisah haru dalam kecamuk Perang Yarmuk yang terjadi pada bulan Jumadil Akhir tersebut.

Berikut kisah haru dalam Perang Yarmuk yang dikutip dari buku Sister Until Jannah karya Sri Bandiyah.

Diriwayatkan tiga sahabat mulia yang namanya abadi dalam kisah heroik di perang Yarmuk ketika berperang melawan Romawi.

 

Kecamuk perang yang begitu dahsyat membuat beberapa sahabat yang ikut berperang menemui syahid.

Setelah perang usai, para sahabat menyisir lokasi untuk menemukan jasad saudara-saudaranya, dan terjadilah satu pemandangan yang membuat hati meleleh.

Harits bin Hisyam dalam keadaan terluka dan kepayahan merintih, “Air...air...” . Seorang sahabat yang sedang menyisir jasad kaum muslim mendengar dan segera mencari sumber suara.

Ditemukannya jasad saudaranya dalam keadaan terluka parah. Air yang dibawa sahabat itu telah siap diminumkan ke mulut Harits bin Hisyam.

Qadarullah, sebelum meminum air, Harits melihat sahabatnya, Ikrimah bin Abu Jahl tergeletak tak jauh dari tempatnya.

Baca Juga: Langkah Pemerintah Wujudkan Pemilu 2024 Damai, Kominfo Bentuk Satgas Anti Hoaks Agar Tak Ada Perpecahan

Oleh karena itu, dengan suara masih lemah, Harits berujar, “Berikan air ini kepadanya saja.” Telunjuk Harits mengarah kepada Ikrimah.

Sahabat yang membawa air itu pun tergopoh-gopoh menuju tubuh Ikrimah yang terbujur dengan 70 sayatan pedang.

Lagi-lagi, ketika air hampir menyentuh mulut Ikrimah, matanya yang masih awas melihat Ayyasy bin Abi Rabi’ah dalam riwayat lain Suhail bin ‘Amru sedang menatapnya.

Tatapan itu seakan mengatakan, “Aku ingin minum.” Oleh karena itu, Ikrimah menyuruh sahabat yang membawa air untuk memberikan air itu kepada Ayyasy.

Sahabat pembawa air bergegas menuju Ayyasy. Dikeluarkannya air yang sedari tadi masih utuh.

Dibukanya tempat air dan bersiap meminumkan kepada Ayyasy. “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” gumam sahabat pembawa air. Ayyasy telah menemui syahid sebelum air itu sempat diminumnya.

Dengan perasaan berkecamuk, sang pembawa air bergegas menuju Ikrimah. Sampai di tempat Ikrimah tergeletak, air itu pun gagal diminumnya karena ternyata dia telah menemuni syahid.

Baca Juga: Ini Evaluasi KPU Saat Debat Capres Bagian Satu Selasa Kemarin

Perasaan haru sekaligus cemas merambat di hati sahabat pembawa air. Akankah air yang ia bawa akan kembali utuh tanpa mampu menolong satu sahabat pun?

Oleh karena itu, dengan gerak lebih cepat, ia menuju ke tempat Harits, berharap air itu mampu diminumkan.

Setengah membanting dirinya, sahabat pembawa air bersimpuh di samping Harits sembari memeriksa kondisi sahabatnya itu. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un, tiga sahabat syahid dalam indahnya persaudaraan.

Demikian kisah haru dalam kecamuk Perang Yarmuk yang terjadi pada bulan Jumadil Akhir.***

Baca Juga: 3 Puisi Karya Sastrawan Indonesia yang Cocok Dibaca pada Peringatan Hari Ibu 22 Desember

Keyword: Kisah Haru, Perang Yarmuk, Bulan Jumadil Akhir

Editor: Rian S. Putra

Sumber: berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah