Jadi Daerah dengan Jumlah Pemilih Pemilu Terbesar, Ketua KPU Jabar yakin Partisipasi Mencapai 80 Persen

21 September 2023, 12:43 WIB
Ilustrasi: kotak suara KPU/ist /

BERITA MAJALENGKA - Ketua KPU Provinsi Jawa Barat, Rifqi Ali Mubarok menyebutkan bahwa jumlah pemilih di Jabar merupakan yang terbesar sehingga KPU memberikan perhatian lebih khusus.

Rifqi meyakini bahwa Pilpres, Pileg dan Pilkada 2024 di Jabar bakal berjalan aman, lancar, dan sukses. Hal itu berkaca pada pelaksanaan Pilpres 2019 dan Pilkada 2020.

Meski demikian, Rifqi meyakini ancaman hoaks dan politik identitas relatif tinggi di Jabar. Namun ia optimis semuanya akan berjalan dengan lancar.

Baca Juga: Keindahan Destinasi Wisata Air Terjun Indonesia Ini Bikin Kalian Takjub dan Pasti Ingin Segera Berkunjung

"2019 Pilpres dan Pileg disatukan, merupakan yang pertama dilaksanakan. Alhamdulillah di Jabar berjalan sukses. Tahun 2020, Pilkada di delapan daerah di Jabar berjalan lancar, meski di tengah pandemi COVID-19. Sehingga kami yakin Pilpres dan Pilkada Jabar 2024 akan berjalan sukses," ujarnya dalam diskusi KPU Jabar-PWI Jabar "Pers dan Pemilu 2024".

Rifqi mengatakan pula partisipasi pemilih di Jabar sangat tinggi. Pada 2019, partisipasi pemilih secara umum mencapai 79 persen.

Ia meyakini, partisipasi pemilih di 2024 akan tetap tinggi bahkan bisa di atas 80 persen.

Namun untuk mencapai hal itu, ia berpesan agar masyarakat melek literasi terutama ancaman dari maraknya hoaks.

Baca Juga: Penerimaan CPNS dan PPPK Kemenkumham Tahun 2023 Dibuka Hari Ini

Ia berharap, diseminasi pemilu terus dilakukan, bukan hanya dari pihak penyelenggara KPU, melainkan juga pihak pemda, masyarakat maupun wartawan.

"Semoga 2024 partisipasi pemilih semakin meningkat sebab ada sejarah baru di mana disatukan Pilpres, Pileg dan Pilkada di tahun yang sama. Kami mengajak bersinergi dan kolaborasi untuk menyukseskan Pilpres pada 14 Februari dan Pilkada serentak 27 November 2024," tuturnya.

Sekum PWI Jabar Tantan Sulthon mengungkapkan, Jabar selalu menjadi target penyebaran hoaks sehingga wartawan sebagai ujung tombak informasi harus memberikan edukasi dan klarifikasi terkait kemunculan hoaks yang merugikan.

"Hoaks memang tidak bisa dibendung keberadaannya, tugas bersama untuk meluruskan yang salah khususnya oleh jurnalis yang kompeten," ungkapnya.

"Kami punya tugas untuk menjadikan pemilu luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil) serta meningkatnya partisipasi pemilih," tutur Tantan.***

Baca Juga: Klarifikasi Ketua DPRD Kota Bandung Soal Namanya Disebut Saksi Dalam Kasus Suap CCTV Smart City Kota Bandung

Editor: Rian S. Putra

Tags

Terkini

Terpopuler