Peristiwa 30 Juli: Lahirnya DN Aidit, Kecil Khatam Ngaji Dewasa Pemimpin PKI

30 Juli 2022, 09:00 WIB
Peristiwa 30 Juli: Lahirnya DN Aidit, Kecil Khatam Ngaji Dewasa Pemimpin PKI /Pixabay/@ninocare

BERITA MAJALENGKA – Dipa Nusantara Aidit atau yang lebih dikenal dengan DN Aidit, sebuah nama yang tidak asing bagi penikmat sejarah Indonesia.

DN Aidit disebut sebagai salah satu sosok yang berpengaruh terhadap perjalanan bangsa Indonesia, terlebih dalam konteks pengkhianatan terhadap bangsanya sendiri.

Pada 30 Juli, publik diingatkan kembali akan sosok tersebut. Masa kecil yang dijalani dengan khatam ngaji namun saat dewasa menjadi pemimpin PKI.

Baca Juga: 7 Tips Melunasi Utang Menumpuk, Salah Satunya Mudah Dilakukan

DN Aidit adalah pimpinan PKI sekaligus dalang dibalik gerakan pemberontakan G30S PKI yang mengakibatkan terbunuhnya tujuh jenderal.

Dikutip Berita Majalengka dari Info Semarang Raya pada Sabtu, 30 Juli 2022, disebutkan ia juga menjadi tokoh sentral PKI ketika pemberontakan Madiun pada tahun 1948 hingga 1965.

Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit mempunyai nama lahir Achmad Aidit, lahir di Tanjung Pandan, Bangka Belitung, pada 30 Juli 1923.

Baca Juga: Resep dan Cara Buat Bubur Suro, Makanan Ciri Khas Saat Malam 1 Suro

Memiliki istri bernama Soetanti dan dikaruniai lima orang anak. Yaitu Ibarruf Putri Alam, Ilya Aidit, Iwan Aidit, Ilham Aidit, Irfan Aidit. Ia wafat di Boyolali pada 22 November 1965.

Aidit kecil tumbuh dan besar dalam keluarga dengan lingkungan agama Islam yang kental. Ia dikenal pandai mengaji, alim hingga khatam ngaji Al-Qur’an.

DN Aidit merantau ke Jakarta pada tahun 1940 lepas menyelesaikan pendidikan dasar di Belitung.
Beranjak semakin dewasa, Achmad Aidit mengubah namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit.

Baca Juga: Berikut Penjelasan Boleh Tidaknya Puasa Pada 1 Muharram, Lengkap Berdasaran Dalil Syariat Islam

DN Aidit lalu berinisiatif mendirikan sebuah perpustakaan bernama Perpustakaan Antara di daerah Senen, Jakarta Pusat.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di sekolah dagang dan mulai mengenal gerakan komunis. Aidit pun berkenalan dengan Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Chairul Saleh hingga Adam Malik.

Lewat Perhimpunan Demokratik Sosial Hindia Belanda, ia mulai bersentuhan dengan komunis. DN Aidit yang sangat antusias dengan komunisme membuat ia menjadi anggota Komunis Internasional (Komintern).

Baca Juga: Profil dan Biodata Raffa Affar Cover Lagu Tiara yang Viral di Media Sosial Termasuk TikTok

Karir DN Aidit di palu arit begitu cemerlang ketika dengan mudah ia menjadi seorang ketua umum PKI.

Partai tersebut menjadi salah satu yang berpengaruh besar di Indonesia berkat dukungannya pada pemerintahan Soekarno.

PKI mendapatkan dukungan yang cukup kuat dari golongan masyarakat antara lain Pemuda Rakyat, Gerwani, Barisan Tani Indonesia, Lekra dan lain-lain.

Pada pemilu 1950, PKI mulai meraup banyak dukungan suara. Kontribusi mereka menjadi penyeimbang antara kubu Islam dan Militer.

Baca Juga: Berikut UPDATE Ganjil Genap Motor dan Mobil Puncak Bogor Serta Sentul Jumat Sampai Minggu, 29-31 Juli 2022

Saat peristiwa G30S PKI, DN Aidit menjadi Ketua CC PKI.

Beberapa hari setelah peristiwa itu melalui Mayjen Soeharto, ia memberi perintah memburu dan menangkap anggota dan simpatisan PKI termasuk Aidit.

Gagalnya pemberontakan G30S PKI membuat ia melarikan diri.

Ia kemudian ditangkap di Kampung Sambleng Solo, Jawa Tengah pada 21 November 1965.***

Editor: Abdul Faqih

Sumber: Info Semarang Raya

Tags

Terkini

Terpopuler