Dokumen Supersemar Miliki 4 Versi, Mana yang Asli? Ini Faktanya

11 Maret 2022, 06:00 WIB
Hari Supersemar 11 Maret 2022: Dokumen Supersemar Miliki 4 Versi, Mana yang Asli? Ini Fakta-faktanya /Tangkapan layar / YouTube Netra Sejarah Nusantara

BERITA MAJALENGKA - Tanggal 11 Maret 2022 diperingati sebagai hari Supersemar. Dimana hingga saat ini terdapat kontroversi mengenai dokumen Supersemar.

Peringatan hari Supersemar yang jatuh pada 11 Maret 1966 adalah peristiwa turunnya dokumen surat perintah sebelas Maret (Supersemar) oleh presiden Soekarno kepada Soeharto untuk mengembalikan keadaan yang saat itu sedang tidak kondusif.

Dokumen Supersemar ini kemudian tiba di Jakarta pada 12 Maret 1966, pukul 01.00 yang dibawa oleh Sekretaris Markas Besar AD Brigjen Budiono.

Mengenai dokumen Supersemar hingga kini masih menjadi persoalan beberapa pihak lantaran masih dipertanyakan keontetikannya.

Diketahui, dokumen Supersemar justru memiliki beberapa versi dan yang resmi beredar adalah versi orde baru (Orba).

Selain itu terdapat hal menarik lainnya berbau kontroversi menyoal dokumen Supersemar. Apa saja?

Baca Juga: Kronologi Supersemar, Benarkah Soekarno Ditodong Pistol untuk Tandatangani Surat Perintah?

Inilah fakta-fakta kontroversi dokumen Supersemar yang dirangkum BeritaMajalengka dari Kementerian Panrb (Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi) serta Kubutambahan.Bulelengkab.go.id, sebagai berikut.

Fakta kontroversi dokumen Supersemar:

1. Dokumen Supersemar miliki 4 versi

Diketahui 4 versi dokumen Supersemar berasal dari 3 instansi yakni Pusat Penerangan (Puspen) TNI AD, Sekretariat Negara (Setneg), dan dari Akademi Kebangsaan.

Lebih detailnya seperti ini,

Pertama, dokumen Super semar versi Puspen TNI AD satu lembar.

Kedua, dokumen Supersemar Akademi Kebangsaan juga satu lembar.

Sementara dokumen Supersemar yang dikeluarkan Sekretariat Negara (Setneg) miiki dua versi

Ketiga, dokumen Supersemar Setneg versi satu lembar

Keempat, dokumen Supersemar Setneg versi dua lembar.

Baca Juga: Lawan Rusia, Amerika Menjerit Harga BBM Tembus 57 Ribu Imbas Dukung Ukraina di Konflik Eropa Timur

2. Empat versi dokumen Supersemar tidak ada yang asli

Menurut pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor) Markas besar Polisi Republik Indonesia (Mabes Polri) semuanya dinyatakan belum ada yang bisa dianggap asli, orisinal atau autentik.

Berdasarkan uji forensik, keempat Supersemar bisa dinyatakan palsu karena merupakan hasil cetakan baik dari segi tulisan, lambang Garuda, dan tandatangannya.

Diketahui, Supersemar versi TNI AD merupakan hasil buatan mesin komputer. Sementara pada 1966 pengarsipan dokumen dan sebagainya belum menggunakan teknologi komputer, melainkan mesim ketik manual.

Baca Juga: Peristiwa 20 Januari 1978: Soeharto larang penerbitan 7 surat kabar Hingga Tragedi Malari

Mengingat teknologi komputer masuk Indonesia sekitar tahun 1970. Artinya Supersemar versi TNI AD dibuat setelah tahun 70an.

3. Dualisme Makna isi Supersemar

Supersemar dikeluarkan presiden Soekarno tanggal 11 Maret 1966. Satu pendapat menyebutkan Supersemar merupakan surat kuasa peralihan kekuasaan dari Soekarno kepada Soeharto.

Sementara pendapat lain mengungkapkan bahwa, isi Supersemar hanya menyebutkan perintah kepada Soeharto mengamankan keluarga besar Soekarno.

Baca Juga: Vladimir Putin, Bangsa Rum akan Bergabung dengan Islam Melawan Musuh Besar Diakhir Zaman

4. Kontroversi jumlah dokumen Supersemar

Menurut kesaksian A.M. Hanafi dalam buku "A.M. Hanafi Menggugat Kudeta Soeharto" mengatakan bahwa ketiga jenderal yakni Yusuf, Basoeki Rachmat, dan Amir Machmud telah membawa satu lembar teks untuk diserahkan kepada Soekarno yang sekarang disebut dengan Supersemar.

Fakta lainnya adalah hasil wawancara sejarah lisan yang dilakukan ANRI tanggal 20 April 2008 terhadap Moerdiono (mantan Menteri Sekretariat Negara).

Moerdiono mengatakan pernah melihat dokumen Supersemar yang asli berjumlah dua lembar.

5. Kontroversi pembawa dokumen Supersemar

Dalam versi A.M Hanafi, saksi sejarah pembawa dokumen Supersemar terdiri dari 3 orang diantaranya yakni Jenderal Yusuf, Basoeki Rachmat, dan Amir Machmud.

Sementara pembawa dokumen Supersemar versi pengawal kepresidenan di Istana Bogor, Letnan Satu (lettu) Sukardjo Wilardjito mengungkapkan bukan 3 orang melainkan 4 orang.

Baca Juga: Jangan Salah Pilih, Inilah Kategori Pendaftaran Polri 2022

Brigadir jendral (Brigjen) M. Panggabean, Jenderal Yusuf, Basoeki Rachmat, dan Amir Machmud.

6. Naskah teks asli dokumen Supersemar hilang

Menurut kesaksian seorang tentara yang bertugas di Istana Bogor, yang disampaikan kepada sejarawan asing, Ben Anderson mengemukakan bahwa Supersemar diketik di atas surat yang berkop Markas besar Angkatan Darat, bukan di atas kertas berkop kepresidenan.

Inilah yang menurut Ben menjadi alasan mengapa Supersemar hilang atau sengaja dihilangkan.

Berdasar situs menpan.go.id, ANRI juga belum menemukan Supersemar yang asli, meskipun telah ada empat versi Surat Perintah Sebelas Maret di Arsip Nasional.

Demikian fakta-fakta menarik nan penuh kontroversi menyoal dokumen Supersemar yang ada 11 Maret 2022 diperingati sebagai Hari Supersemar.***

Editor: Alif Ichwanuddin

Tags

Terkini

Terpopuler