BERITA MAJALENGKA – Terdapat berbagai versi tentang asal-usul nama Majalengka, salah satunya versi yang mengaitkan sosok Ratu kerajaan Sindangkasih dengan asal-usul Majalengka ini.
Ratu kerajaan Sindangkasih Majalengka yang terkenal cantik rupawan itu bernama Nyi Rambut Kasih.
Tak hanya cantik, Nyi Rambut Kasih juga memiliki kesaktian yang luar biasa, sehingga tidak ada seorang pun sanggup menatap kecantikan dan kemolekan wajahnya.
Konon, kerajaan Sindangkasih terkenal dengan buah yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, buah tersebut bernama Maja.
Baca Juga: Ceramah Buya Yahya: Istilah Bala’ Rebo Wekasan Adakah dalam Islam?
Nyi Rambut kasih dikenal sebagai sosok ratu yang memerintah negeri dengan penuh cinta kasih pada rakyatnya, sehingga terciptalah negeri yang aman, damai dan sejahtera.
Menurut cerita rakyat, awal mula Nyi Rabut kasih datang ke Majalengka adalah hendak menemui saudaranya di daerah Talaga, saudaranya itu bernama Raden Mundingsari Ageung suami dari Ratu Mayang Karuna yang pada waktu itu memerintah kerajaan Talaga Manggung.
Nyi Rambut Kasih mendengar jika saudaranya sudah masuk Islam ketika ia sedang berada di perbatasan Majalengka tepatnya di Talaga, sehingga ia mengurungkan niatnya menemui saudaranya itu.
Baca Juga: Mau Dapat Diskon Motor Listrik? Buruan Cek Persyaratan Terbarunya Disini
Nyi Rambut kasih kemudian singgah di Sindangkasih dan mendirikan kerajaan meliputi daerah Sindangkasih, Kulur, Kawunghilir, Cieurih, Cicenang, Cigasong, Babakan Jawa, Munjul dan Cijati.
Pada masa pemerintahan Nyi Rambut Kasih, di wilayah Cirebon tengah dilanda penyakit yang tidak ada obatnya.
Pada saat itu, Sunan Gunung Djati berusaha untuk bisa mengobati penyakit yang diderita rakyatnya, namun hasilnya nihil.
Baca Juga: Makanan Khas Banjarmasin yang Kaya Akan Rempah, Bikin Mau Nambah Lagi
Sunan Gunung Djati pun berdoa kepada Allah agar bisa menemukan obat untuk mengobati penyakit tersebut.
Sunan Gunung Djati akhirnya mendapatkan petunjuk bahwa obat untuk mengobati penyakit tersebut bisa didapatkan di kerajaan Sindangkasih yaitu buah maja.
Kemudian, Sunan Gunung Djati memerintahkan putranya Pangeran Muhammad bersama istrinya Siti Armillah juga didampingi beberapa prajuritnya untuk menemui penguasa kerajaan Sindangkasih yaitu Nyi Rambut Kasih.
Baca Juga: 4 Olahraga Tradisional Asal Indonesia yang Seru dan Memacu Adrenalin, Wajib Dilestarikan
Selain itu, pangeran Muhammad juga diperintahkan untuk menyebarkan agama Islam di wilayah tersebut, yang ketika itu masih memeluk agama Hindu.
Pangeran Muhammad beserta istrinya Siti Armillah mendapatkan respons positif dari rakyat Sindangkasih dengan banyaknya rakyat yang menerima dan memeluk agama Islam.
Kabar keislaman rakyat Sindangkasih sampai kepada Nyi Rambut Kasih yang akhirnya membuatnya murka.
Nyi Rambut Kasih memerintahkan prajuritnya untuk menyelidiki kebenaran informasi tersebut.
Setelah diselidiki, informasi tersebut ternyata benar. Namun, Nyi Rambut Kasih mengetahui bahwa Pangeran Muhammad adalah sosok yang tampan, yang membuat ia terpana dan akhirnya jatuh hati.
Pangeran Muhammad datang menghadap kerajaan Sindangkasih dan bertemu dengan Nyi Rambut Kasih. Ia mengutarakan maksud kedatangannya untuk meminta buah maja dan mengajak Nyi Rambut Kasih untuk memeluk agama Islam.
Namun, permintaan Pangeran Muhammad untuk mengajaknya masuk Islam ditolak oleh Nyi Rambut Kasih, sedangkan buah maja akan diberikan dengan syarat Pangeran Muhammad mau menikah dengannya.
Pangeran Muhammad pun menyanggupi persyaratan itu asalkan Nyi Rambut Kasih bersedia untuk memeluk Islam.
Nyi Rambut Kasih kembali menolaknya, hingga akhirnya terjadi pertempuran antara Pangeran Muhammad dan Nyi Rambut Kasih.
Baca Juga: 4 Inovasi Produk Lokal untuk Kurangi Sampah Plastik, Butuh Dukungan Pemerintah Indonesia Segera
Saat pertempuran, Nyi Rambut Kasih mengalami kekalahan, hingga akhirnya karena tak rela buah maja yang menjadi simbol kerajaan jatuh ke tangan Pangeran Muhammad, sang ratu pun menghilang bersama buah maja itu.
Melihat kondisi tersebut, prajurit Pangeran Muhammad yang berasal dari Cirebon berkata ‘Maja Langka’, yang dalam bahasa Indonesia langka berarti tidak ada atau hilang.
Diduga karena pelafalan yang sulit, sehingga orang Majalengka menyebutnya ‘Majalengka’.
Itulah asal-usul nama Majalengka menurut versi yang mengaitkannya dengan ratu kerajaan Sindangkasih yang menghilang dengan buah maja nya. Wallahu A’lam.***