Di usia 10 tahun, Abdul Halim belajar Al-Quran dan Hadits kepada ulama terkenal dari Ranji Wetan, Majalengka, KH Awar. Dan untuk memajukan pendidikan dan keagamaan di wilayah Majalengka, KH Abdul Halim mengembara ke berbagai pesantren.
Selain itu, KH Abdul Halim pun menyempatkan diri untuk mempelajari Bahasa Belanda dari Van Hoeven, seorang pendeta dan missionaris di Cideres Majalengka.
Kegemarannya akan ilmu, membawanya hingga Mekah untuk menuntut ilmu-ilmu keislaman di sana. Di Mekah, Abdul Halim berguru kepada Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi yang merupakan seorang ulama asal Indonesia yang menetap di Mekkah dan menjadi ulama besar sekaligus menjadi imam Masjidil Haram.
Setelah kembali dari Mekkah pada tahun 1911, KH Abdul Halim mendirikan lembaga pendidikan Majelis Ilmi untuk mendidik santri-santri di daerah tersebut. Setahun kemudian mendirikan organisasi yang tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan saja, tapi juga ekonomi yang bernama Hayatul Qulub.
Baca Juga: Resep Salad yang Nyaris 100% Lokal Ala Sarah Candra, Istri Gitaris SO7 Mengkreasikan Kenikir