Harga Kedelai Meroket, Ini yang Dilakukan Produsen Tahu dan Tempe di Majalengka

5 Januari 2021, 10:25 WIB
Pengusaha Tahu dan Tempe di Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Majalengka mengeluhkan kenaikan harga Kedelai di pasaran //Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/Andra Adyatama/

PR MAJALENGKA – Harga kedelai saat ini mengalami lonjakan tinggi.

Hal itu berpengaruh terhadap produksi bahan pangan yang menggunakan bahan dasar kedelai seperti tempe dan tahu.

Dikutip Majalengka.Pikiran-rakyat.com dari Portal Majalengka, meskipun harga kedelai saat ini sedang melonjak, produsen tahu dan tempe di Desa Cisambeng, Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka masih melakukan produksi.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot 5 Januari 2021: Scorpio Jangan Merasa Sok Kuat

Mereka takut kehilangan pelanggan jika tidak melakukan produksi.

Kenaikan harga kedelai sejak dua bulan lalu diakui oleh salah satu pemilik pabrim tahu, H Dodo.

Ia mengatakan bahwa kenaikan harga kedelai saat ini hampir 50 persen.

Baca Juga: Virus Disease X Diprediksi Jadi Wabah yang Lebih Berbahaya dari Covid-19

“Naiknya nggak sekaligus, sehari Rp 100 sampai Rp 200, cuma naiknya tiap hari. Kalau harga normal kedelai biasanya Rp630 ribu per kwintal, sekarang harganya sudah Rp930 ribu,” ujarnya. 

Karena lonjakan harga kedelai yang hampir 50 persen, para pegawai pabrik kini hanya memproduksi 2 kwintal per hari.

Sebelum harga kedelai mengalami kenaikan, para pegawainya bisa mengolah kedelai hingga 3 kwintal per hari.

Baca Juga: Buruan Lamar! Trusmi Group Buka Lowongan Pekerjaan untuk S1 dan SMA

Kenaikan harga kedelai tidak berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe di Kabupaten Majalengka.

Namun hal itu berdampak pada perusahaan yang menanggung kerugian.

“Ruginya ya karena kedelai naik, sedangkan tempe tahunya kan tidak bisa naik,” ujarnya.

Baca Juga: 8 Bahan Makanan yang dapat Bantu Bersihkan Rumah, Teh dapat Dijadikan untuk Mengepel

Jika harga kedelai terus naik, kemungkinan para produsen tempe dan tahu di Kabupaten Majalengka akan berhenti produksi sementara.

Sementara itu, seperti yang diberitakan sebelumnya, harga tempe dan tahu di pasar tradisional wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) mengalami kenaikan sejak hari Minggu, 3 Januari lalu.

Kenaikan harga tersebut bervariatif sampai 20 persen.

Baca Juga: Kisruh Perebutan Harta Warisan Almarhumah Lina Jubaedah, Denny Darko: Motifnya Bukan Uang

Kenaikan harga kedelai ini sempat membuat para produsen tempe dan tahu mengalami mogok produksi.

Saat ini pemerintah tengah berupaya untuk menstabilkan kembali harga kedelai agar para produsen tempe dan tahu ini dapat kembali produksi secara normal.***

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Portal Majalengka

Tags

Terkini

Terpopuler