Polusi Udara Secara Signifikan Sebabkan Kemandulan, Berikut Penjelasan Peneliti

- 18 Februari 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi polusi udara.
Ilustrasi polusi udara. /nikolabelotipov/Pixabay

PR MAJALENGKA - Secara signifikan, polusi udara yang buruk dapat mengakibatkan kemandulan.

Penelitian dilakukan terhadap populasi umum yang tinggal di lokasi terpapar polusi.

Analisis dilakukan di Tiongkok terhadap delapan belas ribu pasangan yang menghirup partikel kecil cukup tinggi.

Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Jennifer Jill Langsung Ditahan

Resiko kemandulan dua puluh persen lebih besar, sehingga tidak memiliki keturunan dalam kurun waktu satu tahun percobaan.

Dilansir PikiranRakyat-Majalengka.com pada laman theguardian.com, para ilmuwan belum menemukan sebab bagaimana polusi udara dapat merusak kesuburan.

Akan tetapi, partikel polusi diketahui mengakibatkan peradangan pada tubuh, sehingga mampu merusak sel telur dan sperma.

Baca Juga: Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Rayakan Ulang Tahun Bersama, Yuni Shara: Happy Birthday

Studi terbaru dilakukan terhadap enam ratus wanita yang menghadiri klinik infertilitas di Amerika Serikat.

Hasil studi tersebut menemukan fakta bahwa peningkatan paparan polusi udara dikaitkan dengan jumlah telur yang matang di ovarium rendah.

Kemandulan mempengaruhi jutaan pasangan yang ada di seluruh dunia.

Baca Juga: Red Star Belgrade vs AC Milan, Ajang Pembuktian Mandzukic

Tetapi penelitian tentang dampak polusi udara masih relatif kurang.

Polusi udara dapat meningkatkan resiko kerusakan aspek reproduksi lainnya, seperti kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.

Tingkat kandungan nitrogen dioksida pada udara tercemar sama buruknya dengan merokok.

Baca Juga: Doa Mama Amy Untuk Raffi Ahmad dan Nagita Slavina di Hari Ulang Tahun Mereka

Akibatnya dapat meningkatkan resiko keguguran dan sisa partikel akan disisi janin dari plasenta.

Qin Li, ketua peneliti Universitas Peking di Tiongkok mengatakan bahwa sejumlah penelitian telah mencatat bahwa populasi udara merugikan proses kehamilan.

“Sekitar tiga puluh persen dari pasangan yang tidak subur memiliki ketidaksuburan yang tidak dapat dijelaskan,” ujar Li.

Baca Juga: Soal Program PEN Sektor Pariwisata, Airlangga Hartarto: Validasi Data Sangat Penting

Prof Mireille Toledano dari Imperial College London mengatakan penelitian baru tentang polusi udara perlu disambut baik.

Dia menambahkan bahwa tingkat polusi udara yang lebih rendah memungkinkan berpengaruh pada kemandulan.

Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh data yang lebih akurat.

Baca Juga: Cerita Shin Seung Ho Berbagi Pengalaman Akting Bersama Irene ‘Red Velvet’ Dalam Film ‘Double Patty’

Para peneliti menuliskan bahwa wanita yang terpapar partikel kecil polusi berukuran sepuluh mikrogram per meter kubik selama setahun akan lebih tinggi memiliki resiko kemandulan sebesar dua puluh persen.

Di Tiongkok tingkat polusi rata-rata adalah lima puluh tujuh mikrogram per meter kubik.

Kota London, Inggris rata-rata adalah tiga belas mikrogram per meter kubik.

Baca Juga: Luar Biasa, Lagu Ice Cream BLACKPINK & Selena Gomez Tembus 500 Juta Views di Youtube!

Pemarintah perlu bertindak untuk berusaha mengurangi polusi udara yang merugikan.

Perlu dibuatkan kebijakan agar polusi udara yang diakibatkan oleh energi fosil dapat diturunkan.

Seperti penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dan beralih ke green energy.***

Editor: Asytari Fauziah

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah