Network
BERITA MAJALENGKA - Memasuki akhir-akhir Ramadhan, muslim di seluruh dunia tentunya sangat menanti-nanti kehadiran malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Meskipun tanggal pasti kedatangan malam Lailatul Qadar tidak diketahui oleh siapapun kecuali Allah SWT, para ulama memberikan perkiraan tentang waktu kedatangannya.
Sejumlah ulama menyetujui bahwa malam itu jatuh pada salah satu dari sepuluh malah terakhir bulan Ramadhan.
Adapun pendapat yang paling kuat dan utama mengatakan bahwa malam Lailatul Qadar terjadi pada tanggal ganjil sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Baca Juga: Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama pada Bulan April 2024
Untuk mengetahui kapan malam Lailatul Qadar, Ustadz Adi Hidayat pernah menyampaikan mengenai rentang waktu dan tanda adanya malam Lailatul Qadar.
Dirangkum dari kanal YouTube Audio Dakwah, berikut penjelasan Ustadz Adi Hidayat mengenai waktu dan tanda adanya malam Lailatul Qadar.
Kata malam pada kalimat ‘Malam Lailatul Qadar’ bisa ditutup karena laila artinya adalah malam. Menurut QS. Ql-Qadar, malam itu dibatasi dari mulai ba’da isya dan terbentang sampai menjelang fajar.
Baca Juga: Inilah Jadwal Libur Nasional dan Cuti Bersama Hari Raya Idul Fitri 2024/1445 Hijriah
Mengenai waktu Lailatul Qadar jika merujuk keterangan Al-Quran terbentang dari malam, ba’da isya sampai menjelang fajar. Maka, jika ingin mendapatkan kesempatan luas Lailatul Qadar adalah jangan meninggalkan malamnya khususnya di 10 malam terakhir Ramadhan.
Manfaatkan di sela-sela waktu tersebut untuk bangun dan beribadah, khususnya di ujung-ujung akhir itu seperti jam 2, jam 3, atau jam 4 sesuai waktu shubuhnya masing-masing.
Di 10 hari terakhir Ramadhan usahakan untuk bangun lalu beribadah, walaupun hanya lima menit saja.
Adapun tanda Lailatul Qadar yang tersebar dalam hadits-hadits Nabi SAW khususnya hadits riwayat Muslim, tidak memberikan tanda di awal (waktu menjelangnya) tapi lebih kepada tanda di akhir.
Nabi SAW pernah bermimpi ditampakkan Lailatul Qadar oleh Allah SWT, Nabi sedang dalam keadaan shalat dan ketika salam tampak lumpur di keningnya.
Ketika Nabi SAW bangun, Allah SWT membuat Nabi lupa tentang waktunya, tapi tandanya masih nampak.
Keesokan harinya ketika Nabi SAW shalat shubuh bersama para sahabat, begitu salam terlihat ada lumpur di keningnya Nabi SAW, maka para sahabat baru menyadari bahwa tadi malam adalah Lailatul Qadar.
Berdasarkan hal inilah ada yang mengambil kesimpulan bahwa Al-Qadar ditandai dengan hujan sebelumnya, tapi sebenarnya tidak ada narasi seperti itu, karena kebanyakan adalah narasi setelahnya.
Digambarkan oleh Al-Quran bahwa malam setelahnya itu disebutkan dengan kalimat ‘salam’ yang berarti tenang, damai.
Jadi ada suasana pada satu malam yang terasa bagi sebagian orang itu tenang, nyaman, ibadah pun terasa khusyuk. Ada yang menyebutkan bahwa inilah tanda yang Allah berikan kepada kita.
Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa keesokan hari dari malam Al-Qadar digambarkan suasana alam lebih tenang, tidak mendung dan tidak terang, tumbuh-tumbuhan terasa sejuk.
Digambarkan begitu tenang, karena dalam Al-Quran surah Al-Qadar ayat 4 disebutkan bahwa semua malaikat turun di malam Al-Qadar.
Diisyaratkan oleh para ulama, saking banyaknya malaikat memadati bumi sehingga keadaan alam pun begitu tenang.
Maka, ada yang mengartikan jika merasakan ketenangan malam Ramadhan dan alam seakan tenang dan sejuk, bergegaslah untuk beribadah karena boleh jadi itu malam Al-Qadar.
Namun jika ingin dapat Lailatul Qadar, cara gampangnya adalah beribadahlah pada setiap malam Ramadhan, nanti salah satunya akan terasa kenikmatannya.***
